Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Netanyahu Beri Pernyataan Mengejutkan 'Bakar Hidup-Hidup' Rafah

 

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan mengejutkan setelah pasukannya membombandir tenda pengungsian di Rafah.

Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 45 orang, banyak anak-anak dan perempuan, serta melukasi 249 lainnya.

Mengutip AFP, ia mengatakan bahwa serangan mematikan yang menimpa kamp pengungsi di Rafah adalah "kecelakaan tragis". Ia sesumbar pemerintahannya sedang menyelidikinya.

"Di Rafah, kami mengevakuasi satu juta warga yang tidak terlibat dan, meskipun kami telah berupaya sebaik mungkin, sebuah kecelakaan tragis terjadi kemarin," kata Netanyahu kepada parlemen Knesset pada Senin (27/5/2024).

"Kami sedang menyelidiki kasus ini dan akan menarik kesimpulan," tambahnya lagi setelah kementerian kesehatan Gaza melaporkan 45 orang tewas pada serangan Minggu malam memicu kebakaran hebat di tenda pengungsi itu.

Netanyahu juga melontarkan nada menantang ketika dicemooh oleh keluarga sandera yang ditahan di Gaza, di kesempatan yang sama. Ia bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan Hamas.

"Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan mutlak di Gaza," katanya lagi.

Perlu diketahui di dalam negeri ia sebenarnya juga mendapat kecaman dan tekanan. Apalagi ia dianggap tak fokus membebaskan sandera.

Hal sama juga terjadi di internasional. Di mana surat penangkapan sudah diajukan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) ke Netanyahu dan Mahkamah Internasional (ICJ) meminta Israel menyetop serangan ke Rafah.

"Jangan masuk Gaza. Kami masuk! Jangan masuk Shifa! Kami masuk! Jangan masuk Khan Yunis! Kami masuk! Jangan masuk Rafah! Kami masuk!" katanya.

"Saya tidak menyerah dan tidak akan menyerah! Saya bertahan menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri," ujarnya lagi.

Di sisi lain, militer Israel sendiri juga mengatakan tengah melakukan penyelidikan. Tentara mengklaim penyerangan dilakukan berdasarkan "informasi intelijen yang tepat" mengenai dua militan Hamas yang dikonfirmasi tewas.

"Serangan itu tidak terjadi di wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi, di mana IDF (tentara) telah mendorong warga sipil untuk mengungsi sejak operasi darat dimulai di Rafah," klaim Israel.

Sebelumnya serangan ke Rafah terjadi Minggu malam. Foto-foto yang dimuat sejumlah media asing memperlihatkan bagaimana kebakaran besar terjadi di kamp-kamp tenda di kota Rafah dengan korban-korban ditemukan tewas terbakar.

Dalam sebuah rekaman video terlihat api berkobar di tengah kegelapan, di mana orang-orang berteriak panik.

Sekelompok pemuda mencoba menarik besi dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Para korban selamat mengatakan mereka sedang bersiap tidur saat serangan Israel menghantam lingkungan mereka di Tel Al-Sultan.

Wilayah itu sendiri kini menjadi tempat ribuan orang pengungsi tinggal, setelah Israel memulai secara resmi serangan darat di Timur Rafah, lebih dari dua minggu lalu.

"Kami sedang berdoa… dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur," kata seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit, Umm Mohamed Al-Attar, dikutip Reuters.

"Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami," isaknya.

"Semua anak mulai berteriak… Suaranya menakutkan. Kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru jatuh ke dalam ruangan," tangisnya.

Di sisi lain tindakan Israel membuat kecaman dari banyak kepala negara dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia "marah" atas serangan terbaru Israel.

"Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina," katanya di X, dimuat laman Reuters.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan keputusan ICJ harus dihormati. Sementara itu Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan yang dilakukan Israel biadab.

"Hukum kemanusiaan internasional berlaku untuk semua orang, juga untuk perilaku perang Israel," kata Baerbock.

"Selain kelaparan, penolakan untuk memberikan bantuan dalam jumlah yang cukup, apa yang kita saksikan tadi malam adalah hal yang biadab," kata Martin.

Mesir yang berbatasan dengan Rafah juga mengutuk serangan Rafah. Negeri itu mengatakan serangan tersebut merupakan pemboman yang disengaja terhadap tenda-tenda pengungsi yang dilakukan militer Israel.

"Pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional," tegasnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved