Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING] Salwan Momika, Dalang Aksi Pembakaran Al-Quran Ditemukan Tewas di Norwegia

 

Mantan pemimpin milisi Irak Salwan Momika, dalang aksi pembakaran Alquran di Swedia, dilaporkan tewas di Norwegia, Senin (1/4/2024) kemarin.

Salwan diketahui baru sepekan lalu memutuskan pindah ke Norwegia setelah merasa tidak aman di Swedia.

“Hari ini saya meninggalkan Swedia dan sekarang berada di Norwegia di bawah perlindungan pihak berwenang Norwegia,” tulis Salwan Momika pada 27 Maret lalu.

Salwan sendiri kabur dari Irak ke Swedia sebagai pengungsi setelah terlibat kejahatan saat menjadi anggota Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).

Salman Momiku kemudian populer di kalangan anti Islam karena kerap membakar Alquran dengan dalih kebebasan berbicara.

Momika, yang mengaku awalnya seorang penganut Kristen yang taat memutuskan berpaling menjadi ateis, dan bangga dengan pilihannya tersebut.

Saat Idul Fitri, Juni 2023, Salwan Momika mengejutkan dunia dengan menginjak-injak salinan Alquran lalu membakarnya di depan masjid terbesar di Stockholm.

Setelah aksinya itu, Salwan Momika mendapat kecaman dari dunia internasiona.

Salman bahkan mengaku telah mendapat banyak ancaman pembunuhan yang sangat banyak.

Namun dia merasa percaya diri dengan adanya dukungan dari kelompok ekstrimis anti-Islam di Swedia dan Eropa.

Ulah Salman membuat Swedia menghadapi kemarahan negara-negara Islam dianggap membiarkan aksi pembakaran Alquran. Hal itu yang membuat Salman akhirnya mencari suaka ke Norwegia.

“Saya mengajukan permohonan suaka dan perlindungan internasional ke Norwegia karena Swedia tidak menerima suaka bagi para filsuf dan pemikir. Swedia hanya menerima suaka bagi teroris," katanya.

“Saya akan melanjutkan perjuangan saya melawan ideologi Islam. Sejak saya memulai perjuangan melawan Islam,” kata Salwan Momika.

Profil Salwan Momika

Sosok Salwan Momika belakangan menjadi sorotan dunia setelah melakukan aksi kontroversial dengan membakar kitab suci agama Islam, yakni Al-Qur’an di Swedia. 

Aksi tak terpuji ini dilakukan Momika pada momen Iduladha 2023/1444 H yang berlangsung beberapa waktu lalu.

Dia melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan masjid yang berada di Stockholm, Swedia. 

Perbuatannya ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak internasional, khususnya negara-negara Islam.

Sementara itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Krisrtersson menyebut aksi Momika sebagai perbuatan ‘legal tetapi tidak pantas’.

Sekadar informasi, pembakaran kitab suci di Swedia ini bukanlah kali pertama. 

Aksi protes atau demo dengan membakar kitab suci agama seperti yang dilakukan Momika ini adalah legal, karena diizinkan oleh konstitusi setempat atas nama kebebasan berbicara. 

Ketika pemberitaan terkait pembakaran Al-Qur’an kembali terjadi di Swedia, semua mata tertuju kepada pelaku aksinya.  Kali ini, dia adalah seorang pria bernama Salwan Momika. 

Mengutip laman Arab News, Momika diidentifikasi sebagai pengungsi asal Irak yang melarikan diri ke Swedia.

Pria berusia sekitar 37 tahun ini memiliki nama lengkap Salwan Sabah Matti Momika.

Terkait motifnya melakukan pembakaran Al-Qur’an, Momika menganggap aksinya ini sebagai ‘kebebasan berekspresi’.

Dia juga membantah tujuan aksinya ini sebagai kejahatan rasial atau hasutan kepada kelompok agama tertentu.

Menjadi salah satu pengungsi dari Irak, Momika menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis. 

Meski telah tinggal di Swedia, namun dia masih memiliki kewarganegaraan Irak dan hanya mendapat izin tempat selama beberapa tahun.

Ancaman Pembunuhan 

Pasca melakukan aksinya dengan membakar Al-Qur’an, Salwan Momika sadar dengan konsekuensi yang dihadapi. 

Di luar kecaman dari dunia internasional, dia mengaku telah mendapat ancaman pembunuhan yang sangat banyak.

 Bukannya takut, Momika justru mengancam akan melakukan aksi serupa beberapa waktu ke depan.

“Dalam 10 hari saya akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan Kedutaan Irak di Stockholm,” katanya seperti dikutip dari Expressen Senin (3/7/2023). 

Sebelum aksinya, polisi Swedia memang telah memberinya izin karena aturan terkait perlindungan kebebasan berbicara.

Namun, dengan meledaknya reaksi kecaman dari dunia, mereka mengatakan telah membuka penyelidikan atas dugaan "hasutan terhadap kelompok etnis" dengan bukti pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan begitu dekat dengan masjid.


Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved