Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

90% Ekspor Proyek Kebanggaan Jokowi RI Mengalir ke China




 Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengungkapkan keuntungan hari program kebanggan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni hilirisasi di Indonesia justru malah dinikmati oleh industri China.

Faisal mengatakan hal itu terbukti dari program hilirisasi besi baja. Dia mengungkapkan bahwa keuntungan hilirisasi itu sebanyak 90% justru lari ke China, sedangkan Indonesia hanya mendapatkan 10% saja.

"Besi baja itu HS 72 Kalau nggak salah ya HS 72, yang banyak tuh 7201 7202 yang gitu-gitu bukan besi baja dalam bentuk yang lebih sophisticated dan sungguh kita tidak dapat banyak maksimal 10%, 90% lari ke China," bebernya dalam diskusi Indef, dikutip Kamis (10/8/2023).

Tidak hanya pada komoditas besi baja, Faisal juga mengatakan bahwa hilirisasi pada komoditas nikel di Indonesia yang mana memproses bijih nikel menjadi barang turunan seperti Nikel Pig Iron (NPI) dan fero nikel, sebanyak 99% produknya dikirimkan ke China.

"Kalau hilirisasi sekedar dari bijih nikel jadi NPI atau jadi fero nikel. NPI dan fero nikel 99% diekspor ke China jadi hilirisasi Indonesia nyata-nyata mendukung industrialisasi di Cina itu dia, luar biasa," ujar Faisal.

Adapun, Faisal mengatakan dirinya bingung pertumbuhan investasi di Indonesia terus menurun, dia menilai, padahal Indonesia memiliki menteri-menteri untuk mendongkrak investasi di Indonesia.

"Di Indonesia sekarang ada Menko Investasi, ada Menteri Investasi, ada Satgas percepatan investasi, ada segala macam insentif yang diberikan dari tax holiday sampai segala macam itu kenyataannya pertumbuhan ini, investasi turun terus itu yang saya bingung," tandasnya.

Presiden RI Jokowi kerap membanggakan keberhasilan program hilirisasi nikel di tanah air.

Sebab, nilai ekspor hilirisasi nikel melejit hingga puluhan kali lipat menjadi US$ 33,8 miliar atau sekitar Rp 510 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) pada 2022 lalu. 

Sementara, apabila dibandingkan pada masa 2014 - 2015 sebelum program hilirisasi dijalankan, nilai ekspor nikel yang masih berupa bijih hanya tembus US$ 1,1 miliar - US$ 2,1 miliar.

"Setelah hilirisasi menjadi Rp 510 triliun, dari nikel kembali lagi dari US$ 2,1 billion melompat menjadi US$ 33,8 billion, berarti melompatnya berapa kali," ujar Jokowi beberapa waktu lalu.

Durian Runtuh yang diperoleh Indonesia ini baru sebatas dari satu produk turunan nikel saja.

Sementara, saat ini pemerintah juga tengah menggenjot program hilirisasi mineral lainnya selain nikel, seperti bauksit hingga tembaga.

"Bapak Ibu bisa bayangkan berapa angka yang muncul, dan ini baru nikel," tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan nilai tambah ekspor hasil hilirisasi nikel di dalam negeri tiap tahunnya mengalami lonjakan signifikan.

Ambil contoh pada 2014, nilai ekspor dari bijih nikel yang belum di hilirisasi hanya mencapai US$ 2,1 miliar.

Sementara itu, pada saat kebijakan hilirisasi berjalan, nilai ekspor nikel melesat menjadi US$ 11,6 di tahun 2020, lalu US$ 22,214 di tahun 2021 dan di tahun 2022 kembali mengalami lonjakan mencapai US$ 33,8 miliar atau Rp 507,33 Triliun (asumsi kurs Rp 15.010 per US$).

"Tahun 2014 nilai ekspor sekitar US$ 2 billion. Sekarang (2022) US$ 33,8 billion. Ini untuk klarifikasi kepada kalian semua," ungkap Luhut dalam "Nikel Conference 2023" CNBC Indonesia, Selasa (25/7/2023).

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved