Minta Ahok Lepas Jabatan Komisaris Utama Pertamina, Refly Harun Punya Alasan Kuat

 

Ahli hukum tata negara Refly Harun meminta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk melepaskan jabatannya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina jika akan kembali berpolitik. 

Refly Harun menyampaikannya terkait dengan pemberitaan bahwa Ahok disebut-sebut akan sering muncul menjelang Pilpres 2024. Ia menilai tampilnya Ahok di hadapan publik tentu boleh, karena merupakan hak politik. 

Sedangkan jika Ahok berniat untuk terjun dalam dunia politik lagi, maka ia harus melepaskan jabatannya sekarang, tapi tidak berlaku jika hanya berkomentar seputar politik saja.

"Kalau saya ingin mengatakan bahwa iya dong kita kan hak politik orang kalau dia mau tampil lagi, tapi kalau dia mau berpolitik maka dia lepaskan dong jabatan sebagai komisaris utama, kalau mau berpolitik," ungkap Refly.

"Tapi kalau tidak berpolitik cuma komentar-komentar saja boleh, persoalan terbesar Indonesia ini orang suka menggunakan fasilitas publik untuk kepentingan pribadi, menggunakan saluran publik untuk kepentingan pribadi," imbuhnya.

Penyebab Ahok harus melepaskan jabatannya ketika kembali berpolitik karena berpotensi menggunakannya untuk kepentingan pribadi, sehingga pencegahan perlu dilakukan.

Lebih lanjut, pengamat politik itu juga mengatakan jika Ahok merupakan kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), namun tidak masuk dalam jabatan pengurus karena menjadi Komisaris Utama Pertamina.

"Karena itu kalau misalnya Ahok masih berminat untuk terjun ke politik, dan kita tahu bahwa dia adalah anggota PDIP walaupun tidak dikasih label pengurus, karena kalau di label pengurus kan tidak bisa menjadi komisaris utama," ungkapnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Refly Harun, Jumat (3/3).

Sehingga ketika Ahok ingin kembali mengikuti pemilihan gubernur (Pilgub) 2024, sebaiknya mundur dari posisinya. "Maka yang sebaiknya adalah dia lepaskan jabatannya dia running for 2024 governor election, untuk pemilihan gubernur misalnya walaupun masih jauh," tutup Refly.

Sumber Berita / Artikel Asli : NW Wartaekonomi