Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pangeran Iran Komentari Kematian Raisi, Beri Pernyataan Menohok

 

Mantan putra penguasa Iran Mohammad Reza Pahlevi (Shah Iran), Reza Pahlevi, memberi komentar menohok soal kematian Presiden Ebrahim Raisi. Sebelumnya pria 63 tahun itu tewas dalam kecelakaan helikopter di perbatasan Iran-Azerbaijan, Minggu.

Menurut Reza Pahlevi yang kini tinggal di Amerika Serikat (AS), ia tidak layak menerima belasungkawa. Menurutnya Raisi adalah pelaku pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Hari ini, masyarakat Iran tidak sedang berduka," klaimnya, dikutip AFP, Selasa (21/5/2024).

"Ebrahim Raisi adalah seorang pembunuh massal brutal yang tidak pantas menerima belasungkawa," ujarnya di akun Instagram.

"Simpati padanya adalah sebuah penghinaan terhadap para korbannya dan bangsa Iran yang satu-satunya penyesalannya adalah dia tidak hidup cukup lama untuk melihat jatuhnya Republik Islam dan diadili atas kejahatannya," tambah mantan putra mahkota tersebut.

Pernyataan Raisi ini dikaitkan dengan tudingan kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International. Di mana Raisi telah lama dituduh sebagai anggota "komite kematian" Iran.

Komite itu sendiri diyakini beranggotakan empat orang. Mereka menyetujui eksekusi ribuan tahanan politik, yang sebagian besar diduga anggota kelompok oposisi terlarang Mujahidin Rakyat Iran (MEK), di 1988.

Sebagai tokoh kunci di bidang peradilan dan kemudian menjadi presiden pada tahun 2021, Raisi juga dituduh bertanggung jawab atas tindakan keras yang mematikan terhadap pengunjuk rasa dan pelanggaran lainnya. Salah satunya tindakan keras ke pengunjung rasa Mahsa Amini.

Meski demikian, Pahlavi yakin kematian itu tidak akan mengubah arah republik Islam Iran. Menurutnya rezim ini "akan melanjutkan penindasannya di dalam negeri dan agresi di luar negeri".

Perlu diketahui, Mohammad Reza Pahlavi digulingkan dalam revolusi Islam tahun 1979 dan meninggal di pengasingan pada tahun 1980. Reza Pahlavi, sang putra, merupakan anggota kunci koalisi luas kelompok oposisi Iran di pengasingan yang bergabung setelah protes nasional yang meletus pada September 2022.

Koalisi tersebut bubar di tengah ketegangan. Namun ia tetap menjadi tokoh berpengaruh bagi sebagian orang di diaspora.

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved