Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Akhir Kepemimpinan Jokowi Banyak Jadi Sorotan, Omongan Pengamat Tajam: Zaman SBY Damai dan Lancar!


 Wacana presiden 3 periode dan penundaan pemilu kembali digulirkan oleh para Elite di akhir masa kepemimpinan Jokowi.


Mengenai hal ini, Pengamat Poltik Anthony Budiawan menilai peralihan kekuasaan era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat baik.


"Peralihan kekuasaan jaman SBY sangat lancar dan damai," ujar Anthony, Sabtu (17/12/2022).


Menurutnya, SBY dan pendukungnya tidak pernah menunjukkan ada niat untuk memperpanjang masa jabatan presiden.


"Mereka patuh dengan pemimpin yang akan selesai. Sebab, menurut konstitusi, hal tersebut tidak mungkin bisa diperpanjang lagi," kata dia.


Oleh sebab itu, masyarakat harus menolak segala upaya yang melanggar konstitusi perpanjangan masa jabatan presiden.


"Harus menolak upaya mengubah konstitusi untuk kepentingan tersebut. Isu tersebut juga dapat memicu kemarahan publik," tuturnya.


Sebelumnya, sudah ada beberapa menteri dan ketua umum partai politik yang menyerukan agar Pemilu 2024 diundur dengan berbagai alasan.


Pengamat Minta Jokowi Belajar dari Sikap SBY


Meski tak bisa lagi ikut kontestasi Pemilu 2024, Jokowi terpantau sibuk bermanuver dengan relawannya.


Mengenai hal ini, Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi pilpres mendatang.


Pasalnya, Jamiluddin mengatakan soal pernyataan kriteria calon presiden (capres) yang dikemukakan Jokowi tampaknya sudah menyinggung petinggi PDIP.


Menurutnya, ketersinggungan kader PDIP itu wajar, karena Jokowi dinilai sudah melampaui kewenangan sebagai kader PDIP.


Selain itu, sebagai presiden, Jokowi terkesan sudah mengambil peran partai politik, khususnya ketua umum partai.


"Hal itu tentu kurang baik, karena bukan fungsi dan tugas presiden," ujar Jamiluddin, Rabu (30/11).


Dirinya melanjutkan, presiden idealnya secara terbuka tidak berpihak kepada salah satu bakal capres.


"Untuk itu, Jokowi perlu belajar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi capres," ungkapnya.


Pasalnya, berkaca pada Pilpres 2014, SBY tidak memihak kepada pasangan capres.


"SBY terlihat memperlakukan pasangan capres sama," lanjutnya.


Akademisi Universitas Esa Unggul itu menyebut sosok negarawan SBY terlihat jelas, sehingga netralitas presiden mendapat pujian dari berbagai pihak.


"Hal itu tentunya dapat meningkatkan tensi politik. Padahal, tugas presiden salah satunya untuk menyejukan situasi politik," jelasnya. 


Sumber Berita / Artikel Asli : Wartaekonomi

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved