Roy Suryo dan Dokter Tifa Laporkan ke DPD RI, Desak Pemakzulan Gibran Rakabuming Terkait Kasus Akun 'Fufufafa'

Jakarta - Roy Suryo, bersama Dokter Tifa dan sejumlah aktivis perubahan, mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) pada Jumat, 1 November 2024. Kedatangan mereka bertujuan untuk mendesak DPD agar memproses pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan Wakil Presiden RI.

Desakan ini muncul setelah terungkapnya informasi bahwa akun anonim “Fufufafa” diduga dimiliki oleh Gibran. Informasi ini pertama kali diungkapkan oleh Roy Suryo yang mengklaim bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengonfirmasi bahwa akun tersebut adalah milik Gibran Rakabuming.

Dalam video berdurasi 40 detik yang diunggah oleh akun Instagram @medsos_rame, Roy Suryo didampingi Dokter Tifa menyatakan bahwa hasil investigasi BSSN menunjukkan kepemilikan akun “Fufufafa” oleh Gibran. Menurutnya, meskipun hal ini telah ditanyakan langsung kepada Gibran, ia menilai bahwa Gibran justru membantah kepemilikan akun tersebut.

“Dan itu sudah dibuat di media, bahkan sempat ditanyakan ke yang bersangkutan. Namun anak ini bohong, dan bilang tidak,” ujar Roy.

Dalam pernyataannya, Roy Suryo juga menyebut bahwa Kaesang Pangarep, adik Gibran, pernah mengungkapkan bahwa akun “Fufufafa” memang dimiliki oleh kakaknya, Gibran. Hal ini semakin memperkuat kecurigaan Roy dan kelompoknya atas keterlibatan Gibran dalam aktivitas akun tersebut.

Unggahan mengenai kedatangan Roy Suryo dan Dokter Tifa ke DPD RI memicu berbagai reaksi dari warganet. Sejumlah pengguna media sosial mempertanyakan urgensi dari isu ini. Beberapa warganet menyatakan bahwa ada hal-hal lain yang lebih mendesak untuk ditangani.

Salah satu warganet bertanya, "Perkara kek gitu aja ribet,, akun apaan sii memprovokasi? Penistaan agama? Sara? Isinya apa?" Sementara lainnya berkomentar, “Bukan sibuk bantu berantas Judol malah repot ama fufufafa.”

Kisruh ini memunculkan beragam opini publik. Sebagian mendukung upaya Roy Suryo dan aktivis perubahan untuk menindaklanjuti dugaan tersebut, sementara sebagian lain menganggap bahwa isu ini kurang relevan dibandingkan masalah lain yang dihadapi bangsa saat ini.(*)

Baca Juga