Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Yahya Sinwar Tewas, Khaled Meshaal Jadi Pemimpin Baru Hamas

Former Hamas chief Khaled Meshaal speaks during an interview with Reuters in Doha, Qatar, October 5, 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa Purchase Licensing Rights

Gaza City - Pemimpin Hamas yang tinggal dalam pengasingan di luar negeri, Khaled Meshaal, mengambil alih kepemimpinan kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu setelah kematian pemimpin mereka, Yahya Sinwar, dalam operasi militer Israel.

Sejumlah sumber yang dikutip situs berita Lebanon LBCI dan dilansir kantor berita Rusia, TASS, Jumat (18/10/2024), menyebut Meshaal kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) atau pemimpin sementara Hamas untuk menggantikan Sinwar.

Dengan jabatan itu, Meshaal sekarang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak penting yang terlibat dalam perundingan dan pembicaraan soal pembebasan para sandera Israel.

Para pejabat Israel sebelumnya menyebut Sinwar terbunuh dalam baku tembak di Jalur Gaza bagian selatan pada Rabu (16/10) waktu setempat. Pasukan Israel yang menewaskan Sinwar, sebut para pejabat Tel Aviv, awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah menangkap musuh nomor satu negara mereka.

Militer Israel juga merilis video yang direkam dari drone yang menunjukkan apa yang disebut mereka sebagai Sinwar, yang sedang duduk di kursi dan diselimuti debu di dalam bangunan yang hancur.=

Kelompok Hamas belum secara terang-terangan mengonfirmasi atau memberikan komentar langsung atas laporan kematian Sinwar. Namun sejumlah sumber di dalam kelompok militan tersebut mengatakan bahwa indikasi yang mereka lihat menunjukkan Sinwar memang dibunuh pasukan Israel.

Sejumlah sumber yang dikutip LBCI mengungkapkan bahwa di belakang layar, Hamas telah memberitahukan kabar kematian Sinwar kepada pejabat beberapa negara, seperti Turki, Qatar dan Mesir.

"Kepemimpinan Hamas telah memberitahu para pejabat Turki, Qatar dan Mesir mengenai kematian Sinwar dalam sebuah operasi di area Tel al-Sultan, dan menekankan bahwa setelah kematiannya, pembicaraan soal pertukaran tahanan dan mengakhiri perang akan menjadi semakin sulit dan rumit," sebut sumber itu

Ditambahkan oleh para sumber yang dikutip LBCI bahwa pembunuhan Sinwar dan dampaknya terhadap perundingan serta potensi gencatan senjata dibahas dalam percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan PM serta Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut kematian Sinwar sebagai "awal dari akhir" bagi perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

Sosok Sinwar diyakini sebagai dalang utama serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang kemudian memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza. Saat serangan itu terjadi, Sinwar masih menjabat sebagai pemimpin Hamas untuk wilayah Gaza, sebelum akhirnya menggantikan mendiang Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan di Iran pada Juli lalu.

Pengumuman Israel soal kematian Sinwar ini disampaikan beberapa pekan setelah mereka menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Hizbullah merupakan sekutu dari kelompok Hamas seperti dikutip dari detik

Jenazah Yahya Sinwar

Foto yang dilansir Khaberni dari Kan, yang menunjukkan adanya kesamaan bentuk gigi dari jenazah yang meninggal dalam serangan Israel dengan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, semasa hidup.

Sosok Yahya Sinwar

Di tengah gelombang kesedihan masyarakat Gaza, figur Yahya Sinwar muncul sebagai simbol perjuangan.

Sebagai pemimpin politik Hamas di Gaza, Sinwar dikenal bukan hanya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai ‘seniman’ dalam makna yang lebih mendalam.

Melalui strategi dan taktik, dia mengubah narasi perjuangan Palestina menjadi sesuatu yang penuh makna dan tujuan.

Dia tidak hanya membawa pengalaman pahit dari balik jeruji, tetapi juga membawa harapan dan semangat juang.

Sinwar menggambarkan perlawanan sebagai seni, dengan Al-Aqsa Flood sebagai mahakarya yang menggugah emosi, menghadirkan keindahan di tengah tragedi.

Tanggal 7 Oktober menjadi titik balik dalam sejarah perlawanan masyarakat Gaza melawan penjajahan.

Di bawah kepemimpinan Sinwar, para pejuang Palestina berhasil menerobos sistem keamanan canggih Israel, menciptakan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam waktu enam jam, mereka mampu menghancurkan ratusan target militer, dengan lebih dari 1.000 tentara Israel dinyatakan tewas dan ribuan lainnya terluka.

Ramalan Sinwar yang Terbukti

Keberanian Sinwar di depan publik saat meramalkan banjir yang akan datang terbukti menjadi kenyataan.

Dalam sebuah pidato yang diucapkannya pada Desember 2022, Sinwar menegaskan ancamannya akan datangnya “banjir” yang tak terhentikan.

Kata-katanya yang saat itu dianggap sebagai lelucon oleh banyak pihak kini menjadi kenyataan, menunjukkan betapa serius dan terencana aksi tersebut.

Yahya Sinwar bukan sekadar seorang pemimpin; dia adalah simbol ketahanan, perlawanan, dan semangat perjuangan rakyat Palestina.

Analisis dari American Enterprise Institute’s Critical Threats Project, Institute for the Study of War dan CNN melansir bahwa hampir setengah dari batalion militer Hamas di Gaza utara dan tengah telah membangun kembali beberapa kemampuan tempur mereka.

Hal ini menyangkal klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa mereka berhasil melumpuhkan pejuang Hamas.

Sayap militer Hamas, yang dikenal sebagai Brigade al-Qassam, dibagi menjadi 24 batalyon yang tersebar di seluruh wilayah, menurut militer Israel.

Per 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon ini yang tidak lagi bisa bertempur secara efektif karena dihancurkan oleh militer Israel, menurut penilaian CTP dan ISW.

Delapan batalyon tempur efektif, mampu melaksanakan misi melawan tentara Israel di darat di Gaza.

Sedangkan 13 sisanya telah terdegradasi, hanya mampu melakukan serangan gerilya secara sporadis dan sebagian besar tidak berhasil.

Batalyon di Gaza tengah adalah yang paling sedikit mengalami kerusakan di jalur tersebut, menurut sumber dan analisis militer Israel.

Sumber-sumber Israel mengatakan mereka belum “menangani” batalyon-batalyon tersebut secara memadai karena mereka diyakini menyandera banyak orang Israel.

Israel Selidiki Kemungkinan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Telah Tewas Saat Pemboman di Gaza

Israel sedang menyelidiki kemungkinan bahwa Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang baru, telah tewas dalam serangan udara baru-baru ini di Gaza.

Laporan Times of Israel, Minggu (23/9/2024), mengatakan bahwa pejabat negara itu sedang menyelidiki kemungkinan tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Hal itu menindaklanjuti intelijen militer.

"Situs berita Walla mencatat Shin Bet (pasukan khusus Israel) telah menolak laporan tersebut dan yakin bahwa Sinwar masih hidup. Intelijen yang sedang diselidiki menyatakan bahwa Sinwar tewas selama operasi IDF (militer Israel) di Gaza", tambah laporan berita tersebut.

Times of Israel menambahkan bahwa jurnalis Caspit beralasan Sinwar mungkin belum meninggal jika melihat riwayatnya.

Apalagi sebelumnya ia menghilang setelah serangan-serangan sebelumnya dan spekulasi mengenai kematiannya mulai beredar.

Menanggapi spekulasi seputar kematian Sinwar, jurnalis Israel Barak Ravid dalam sebuah posting di X mengatakan bahwa pejabat yang memiliki pengetahuan langsung telah memberitahunya bahwa Israel tidak memiliki informasi yang dapat mengonfirmasi bahwa pemimpin Hamas itu telah meninggal.

Pada Sabtu (22/9/2024), warga Palestina mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 22 orang di sebuah sekolah yang menampung orang-orang terlantar di Kota Gaza selatan.

Sementara militer Israel mengklaim bahwa serangan itu menargetkan pusat komando kelompok militan Hamas.

Militer mengatakan serangan itu menghantam pusat komando Hamas yang tertanam di kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai sekolah.

Israel mengulangi tuduhannya bahwa kelompok Hamas menggunakan fasilitas sipil untuk tujuan militer.

Meski Hamas membantahnya.

Pada hari Minggu, serangan udara oleh pasukan Israel menewaskan tujuh orang di sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga terlantar di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Namun, militer Israel bersikeras bahwa mereka telah menargetkan militan yang beroperasi dari kompleks tersebut.

Serangan itu menghantam Sekolah Kafr Qasem di kamp Pantai sekitar pukul 11 ​​pagi, kata para pejabat.

Diantara mereka yang tewas adalah Majed Saleh, direktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan yang dikelola Hamas.

Serangan dan kekerasan lain yang dilaporkan di Gaza terjadi di tengah lonjakan serangan di wilayah utara antara Israel dan pasukan Hizbullah yang didukung Iran di perbatasan dengan Lebanon - konflik paralel yang telah memicu kekhawatiran akan meluasnya kerusuhan regional.

Paling Diburu Israel

Yahya Sinwar adalah pucuk pimpinan Hamas di Gaza saat ini.

Dia tokoh Hamas yang paling diburu Israel.

Saking frustasinya, pekan lalu Kepala negosiator Israel untuk sandera dan orang hilang, Gal Hirsch, menawarkan Yahya Sinwar bisa keluar dengan aman dari Gaza tanpa ditangkap militer Israel.

Namun syaratnya 101 sandera yang ditawan Hamas harus dikembalikan kepada Israel.

Dalam wawancara Bloomberg, Selasa (10/9/2024), laporan itu menyebutkan usulan untuk mengizinkan Yahya Sinwar keluar dari Gaza telah dibahas selama dua hari.

Namun tidak jelas apakah Hamas menerima tawaran itu.

Israel Akui Yahya Sinwar Kuat

Seorang mantan kepala divisi tawanan dan orang hilang di Mossad, Rami Igra, beberapa waktu lalu mengakui Yahya Sinwar bukan pemimpin yang lemah.

"Dia menjadi lebih kuat, Dia tidak melemah bertentangan dengan semua evaluator, dan ditunjuk sebagai yang paling berkuasa di Hamas," kata Igra, mengutip dari media Israel, Maariv.

“Selama Israel tidak memberikan alternatif pemerintahan yang nyata bagi Hamas di Gaza, maka Hamas akan memegang kendali, dan Sinwar membuktikannya dengan fakta bahwa ia diangkat menjadi kepala biro politik,” imbuhnya, dikutip dari Middle East Monitor.

Hamas memilih Yahya Sinwar menjadi kepala biro politiknya untuk menggantikan Ismail Haniyeh.

Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran pada 31 Juli 2024 lalu.

Yahya Sinwar pernah menghabiskan 22 tahun di penjara Israel.***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved