Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo yang dianggap menghina Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Menurutnya, Jokowi secara sadar telah memperlakukan UUD 1945 seperti anggaran rumah tangganya sendiri.
“Dia memperlakukan Undang-Undang Dasar seperti anggaran rumah tangga rukun kampung dia. Betul-betul ini manusia toxic yang bodoh bin tengil yang betul-betul menghina Undang-Undang Dasar 1945,” kata Amien saat memberikan sambutan dalam acara Konsolidasi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat Jelang 20 Oktober 2024 di kawasan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, Selasa.
“Mulyono atau Jokowi itu adalah presiden terburuk yang dimiliki bangsa Indonesia,” ucapnya.
Ketua MPR RI 1999-2004 ini mengingatkan bahwa UUD 1945 adalah dasar hukum penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, sementara Jokowi telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai kepala negara.
“Jangan lupa UUD itu adalah dasarnya undang-undang, tapi oleh Jokopret ini betul-betul menghina kita semua,” katanya.
Konsolidasi Jelang 20 Oktober 2024
Acara Silaturahim Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat bertema ‘Jelang 20 Oktober 2024…?’ ini diinisiasi oleh kritikus politik Faizal Assegaf.
Dia mengajak rakyat bangkit untuk melawan Presiden Jokowi yang dianggap sewenang-wenang.
“Hampir satu dekade elite dan elemen rakyat dipasung ketidakpastian bernegara serta terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Jokowi. Saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan atas keadilan di ujung lengsernya kekuasaan Mulyono,” demikian keterangan Faizal dalam undangan terbukanya.
Dalam konsolidasi tersebut, Faizal mengundang sejumlah tokoh, di antaranya:
1. Dr. Abraham Samad (Mantan Ketua KPK)
2. Dr. Eduardus Lemanto (Akademisi)
3. Karni Ilyas (Presiden ILC)
4. Hariman Siregar (Indemo)
5. Dr. Ir. Muhammad Said Didu (Tokoh Nasional)
6. Adhie Massardi (Tokoh Nasional)
7. Roy Suryo (Pakar IT)
8. Marwan Batubara (Petisi 100)
9. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (Tokoh Nasional)
10. Jenderal TNI (Pur) Fachrul Razi (Tokoh Nasional)
11. Prof. Anthony Budiawan (Ekonom)
12. Bambang Widjojanto (Mantan Tokoh KPK)
13. Novel Baswedan (Mantan Penyidik KPK)
14. Dr. Syahganda Nainggolan (Tokoh Nasional)
15. Dr. Refly Harun (Pakar Hukum Tata Negara)
16. Rahma Sarita (Praktisi Media)
17. Ir. Sayuti Asyathri (Tokoh Nasional)
18. Andrinof Chaniago (Tokoh Nasional)
19. Latifina (Influencer)
20. Wulansari Mochtar (Influencer)
21. Olvah Alhamid (Tokoh Perempuan Papua)
22. Prof. TB Massa Djafar (Pakar Politik)
23. PLE Priatna (Diplomat Senior)
24. Paskalis Da Cunha, SH
(Advokat Senior)
25. Ruslan Buton (Tokoh Aktivis)
26. Selamat Ginting (Pengamat Politik).
"Jangan pernah takut melawan rezim dusta Mulyono. Hadir dan tunjukan bahwa perjuangan harus terus dinyalakan," tulis Faizal seperti dikutip dari pikiran rakyat
Amien Rais: Seret Keluarga Mulyono Ke Pengadilan!
Faizal Assegaf yang dikenal sebagai kritikus politik gelar Silaturahim LintasTokoh dan Elemen Rakyat.
Acara ini merupakan inisiatif Faizal Assegaf dengan mengangkat tema “Jelang 20 Oktober 2024…?”, di Aljazera Signature Restoran & Lounge, Jl. Johar No. 8, Kb. Sirih, Kec. Menteng Jakarta pada Senin, 1/10/2024.
Hampir satu dekade elite dan elemen rakyat dipasung ketidakpastian bernegara serta terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Jokowi.
Saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan atas keadilan di ujung lengsernya kekuasaan Mulyono. Bergerak serentak galang konsolidasi demi memperkuat temali kebersamaan:
Tokoh Reformasi Prof Dr Amin Rais turut hadir di acara itu. Sebelum acara dimulai, Wartawan Jakartasatu mewawancari Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini.
“Mulyono Presiden terburuk yang pernah kita saksikan, yang pernah kita miliki. Karena itu saya punya pendirian demi keadilan setelah 20 Oktober, Mulyono , anak-anaknya, menantunya diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan kerusakan yang telah mereka lakukan hingga hancur Indonesia ini,” kata Amien Rais saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kekuasaan Presiden Jokowi tinggal 20 hari lagi apa pendapatnya.
“Jadi, yang pertama Mulyono menginjak-injak konstitusi. Konstitusi itu bagi dia tidak ada artinya. Jadi hukum itu diinjak-injak dan tidak ada Presiden Megalomania lnya itu di negri kita yang segawat, segila, seugal-ugalan dia,” imbuhnya.
“Yang kedua, ternyata dia itu sakit jiwa. Sakit jiwanya itu berupa megalomania. Megalomanianya itu disuntik dengan rasa kebesaran, keagungan dan lain-lain. Tetapi sejatinya dia itu bodoh, kemudian tidak bisa mengukur dirinya,” tutur Amien Rais.
“Yang ke tiga dia itu menganggap orang Indonesia jadi budak untuk China. Gitu ajalah,” tegasnya.***