SOLOK - Sebanyak 11 penambang emas tewas akibat tertimbun tambang emas yang tiba-tiba runtuh di kawasan Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Solok, Sumatera Barat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi mengatakan, sampai saat ini baru 11 orang yang ditemukan tewas dan 9 orang mengalami luka-luka akibat tambang runtuh.
“Kejadian itu kemarin sore (Kamis, 26/9/2024), namun lokasi kejadian itu sangat jauh. Sampai siang ini masih proses evakuasi dan pencarian,” katanya, Jumat (27/9/2024).
Irwan menjelaskan, lokasi kejadian ini masyarakat setempat sebagai area dengan potensi emas, meskipun aktivitas penambangan di sana diduga ilegal.
"Kami sudah sering mengingatkan masyarakat tentang bahaya penambangan ilegal, namun karena faktor ekonomi, banyak yang tetap nekat," ujarnya.
Saat ini pihak BPBD Solok dan Kepolisian masih menyelidiki penyebab longsornya tambang yang menimbun penambang tersebut.
“Untuk menuju ke lokasi tersebut menempuh waktu cukup lama,” pungkasnya seperti dikutip dari SINDONews
Kronologi Tragedi Tambang Emas di Solok Runtuh
Kepala BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi menjelaskan, tanah Longsor terjadi sore hari Kamis (26/9/2024), itu disebabkan karena curah hujan cukup tinggi.
“Lokasi tanah longsor berada pada lubang bekas galian tambang lama yang sudah ditinggalkan oleh penambang terdahulu,” katanya, Jumat (27/9/2024).
Korban terdiri masyarakat yang melakukan aktivitas pendulangan emas secara manual terjebak diduga sebanyak 25 orang.
Masyarakat di sekitar lokasi tanah longsor dan aparat pemerintahan nagari mulai melakukan evakuasi dan penyelamatan mulai Jumat 27 September 2024 pukul 03.00 WIB dengan peralatan seadanya. Sedangkan kondisi lapangan di hutan dan tidak sinyal selular di lokasi.
“Dari proses evakuasi dan penyelamatan secara manual telah ditemukan 15 korban meninggal, 4 korban meninggal telah dievakuasi dari lokasi, sementara 11 korban meninggal lainnya masih di lokasi. Di lokasi ada tiga luka berat,” terangnya.***