Nurul Ghufron didaulat menjadi pembicara dalam forum Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan untuk anggota DPR terpilih periode 2024-2029.
Wakil Ketua KPK itu menyampaikan materi mengenai pentingnya integritas dan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Namun, peristiwa menarik terjadi di forum itu. Pria yang belum lama ini kena sanksi Dewas KPK karena melakukan pelanggaran etik mendapat interupsi dari salah satu anggota DPR terpilih, Tia Rahmania.
Terkait hal itu, mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, yang dikenal memiliki integritas tinggi pun menyampaikan pandangannya.
"Acara pembekalan utk anggota DPR RI terpilih di Lemhanas, bicara integritas dan anti korupsi dari KPK yang bicara Nurul Gufron. Kenapa yg bicara bukan Firli Bahuri saja ya? 😅," tulis Novel Baswedan, dilansir dari akun pribadinya di X @nazaqistsha, dikutip Selasa (24/9/2024).
Mantan penyidik yang pernah jadi korban kekerasan diduga kuat karena integritas kinerjanya dalam memberantas korupsi, menyampaikan bahwa protes peserta yang juga anggota dewan terpilih merupakan hal yang wajar.
"Wajar saja diprotes, karena panitia acara seperti sedang mengolok-olok peserta.😁," tambah Novel di kolom komentar cuitannya.
Sebelumnya diberitakan, Ghufron berbicara di hadapan para peserta tentang isu korupsi, termasuk membahas Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia dan Survei Penilaian Integritas.
Salah satu poin yang disampaikan Ghufron adalah kebiasaan menerima hadiah dari warga, yang menurutnya masih dianggap wajar oleh sebagian pihak sebagai bagian dari "budaya timur." Ia menekankan bahwa sebagai pejabat publik, menerima hadiah dari rakyat yang dilayani tetap tidak diperbolehkan.
"Budaya timur berterima kasih itu jika antartetangga, tapi jika antarrakyat dan pemerintah yang melayaninya, itu tidak diperbolehkan, karena pejabat sudah digaji untuk melayani," tegas Ghufron dalam forum yang berlangsung di Jakarta, Minggu (22/9/2024).
Namun, pernyataan Ghufron ini mendapatkan respon keras dari Tia Rahmania, anggota DPR terpilih dari Fraksi PDIP. Ia merasa tidak nyaman dengan ceramah yang disampaikan dan secara terbuka menyampaikan protesnya.
"Pak Nurul Ghufron yang terhormat, dari pada bapak bicara teori seperti ini, kita semua tahu pak Negara ini sedang berada tidak baik-baik saja, mending bapak bicara kasus bapak. Bagaimana bapak bisa lolos dewas, dewan etik kemudian dipetut sukses. Bagaimana kasus bapak yang memberikan rekomen kepada ASN, bagaimana kasus bapak yang lain, bapak bisa lolos," ujar Tia, memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan PDIP dari dapil Banten 1.
Tia kemudian mengungkit riwayat dugaan kasus etik yang pernah menjerat Ghufron selama menjabat di KPK, serta mempertanyakan bagaimana ia bisa lolos dari berbagai masalah tersebut. Tia menekankan pentingnya transparansi dan mempertanyakan integritas Ghufron sebelum menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada anggota DPR.
Setelah menyampaikan keluhannya, Tia Rahmania memutuskan keluar dari forum dengan menyatakan, "Korupsi itu intinya adalah etika dan moral. Saya dosen antikorupsi, mohon panitia mencari pembicara yang memberikan contoh integritas yang lebih baik," tegasnya.
Meski mendapat interupsi, Ghufron tetap melanjutkan materi ceramahnya tentang pentingnya menjaga integritas bagi penyelenggara negara.