Aksi mahasiswa di depan Kejaksaan Agung (Kejagung) yang membawa mobil sedot WC menuai sorotan.
Dalam aksinya, mahasiswa meminta Kejagung mengusut adanya dugaan manipulasi aset tersangka kasus Jiwasraya, Heru Hidayat.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai aksi mahasiswa tersebut bentuk akumulasi kekecewaan dengan kinerja Kejaksaan hari ini.
“Ya jadi sampai disitu diperlihatkan bahwa selama ini waktu kita melakukan reformasi kita memerlukan kejaksaan yang profesional. Tapi kemudian kita lihat bagaimana kejaksaan jadi calo juga tuh,” kata Rocky dikutip Sabtu (28/9).
Sehingga, kata Rocky, ekspresi mahasiswa menggelar aksi dengan membawa mobil tinja adalah potret masyarakat kepada kejaksaan saat gedungnya terbakar beberapa waktu lalu.
“Orang merasa bahwa karena terlalu banyak kejahatan maka si jaksa bakar sendiri itu berkas-berkas dia tuh,” sindir Rocky.
Di sisi lain, Rocky menilai sejak beberapa tahun terakhir citra Kejaksaan memburuk. Sialnya, buruknya kinerja Kejaksaan juga menjadi catatan lembaga-lembaga internasional.
“Kenapa? ya karena perlakuan jaksa juga mempermainkan pekara, menunda-nunda ke eksekusi karena mau meres juga. Itukan sudah jadi semacam rahasia umum, pengetahuan umum bahkan,” demikian Rocky.
Sebelumnya, Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) menggelar demonstrasi di depan Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Dalam aksinya, Kamerad mendesak Kejagung mencopot Jampidsus Febrie Adriansyah karena diduga melakukan manipulasi aset PT Gunung Bara Utama milik tersangka kasus Jiwasraya, Heru Hidayat seperti dikutip dari rmol
Aksi di Kejagung Bongkar Manipulasi Aset Jiwasraya, Mahasiswa Semprotkan Tinja
Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) menggelar demonstrasi di depan Kejaksaan Agung, Jalan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Dalam aksinya, Kamerad mendesak Kejagung mencopot Jampidsus Febrie Adriansyah karena diduga melakukan manipulasi aset PT Gunung Bara Utama milik tersangka kasus Jiwasraya, Heru Hidayat.
Mereka juga meminta agar Kejaksaan Agung melakukan investigasi independen terhadap proses lelang aset PT Gunung Bara Utama untuk mengungkap pihak-pihak yang terlibat dalam dugaan penyelewengan.
“Kejagung harus fokus pada pengembalian kerugian negara secara maksimal dan tidak hanya berupaya memperbaiki citra melalui survei-survei yang diragukan independensinya,” kata koordinator aksi Helmi di depan Kejagung.
Dalam aksinya, Kamerad juga mendesak Kejagung untuk tidak hanya berfokus pada upaya memperbaiki citra melalui survei-survei, tetapi juga berani mengambil tindakan tegas terkait dugaan manipulasi aset-aset dalam kasus korupsi Jiwasraya.
"Para Jaksa jangan kendor dalam menegakkan hukum, usut tuntas, jangan jadi mafia," kata salah seorang orator dari atas mobil komando.
Adapun tujuan aksi damai ini menjadi peringatan bagi Kejagung agar lebih transparan dan akuntabel dalam menangani kasus-kasus besar yang menyangkut kepentingan publik, khususnya dalam pengelolaan aset negara hasil korupsi.***