Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku tidak akan mau menjadi menteri di dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto ke depan.
Hal itu disampaikan Cak Imin usai pamit setelah 20 tahun menjadi anggota dan pimpinan DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/9/2024).
"Enggak (ogah jadi menteri), saya akan berkonsentrasi di ketua umum dan meneruskan lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawab saya," kata Cak Imin.
Saat ditanya kalau misalnya ada tawaran untuk duduk menjadi menteri dalam kabinet Prabowo, Cak Imin enggan berandai-andai.
"Saya enggak usah berandai-andai lah, pokoknya saya akan konsentrasi di dua," tuturnya.
Ogah Pusing Jatah Menteri
Sebelumnya, Cak Imin, mengaku pihaknya enggan ambil pusing soal jatah kursi menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Menurutnya, PKB tak punya kekuatan moral untuk berharap atau meminta jatah.
"PKB tidak punya kekuatan moral meminta atau berharap. Pokoknya kita secara moral mendukung pemerintahan ini aja. Sudah, buat PKB udah cukup dan tidak terlalu penting buat PKB ada di kabinet atau tidak di kabinet," kata Cak Imin di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Ia mengatakan, jika PKB merasa tahu diri sehingga tak mau ikut campur soal jatah kursi menteri. Meski dirinya menegaskan PKB mendukung pemerintahan ke depan.
"Oh iya tentu, secara moral PKB punya kewajiban moral untuk mendukung pemerintahan sukses. Tapi secara moral kita juga merasa tahu diri gak ikut-ikut lah," ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Imin menyerahkan sepenuhnya soal jatah kursi menteri kepada Prabowo Subianto. Ia menegaskan, mendukung dari luar juga baik.
"Dan kalau perlu, iya biar saja yang Pak Prabowo atur. Yang mungkin PKB dukung dari luar juga bagus," pungkasnya.