Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, kini menjadi korban kebocoran data pribadi.
Peretas yang mengaku sebagai bagian dari grup 'Anonymous & AnonGhost Indonesia' mengklaim telah membocorkan data pribadi milik Budi Arie, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), hingga nomor BPJS.
Ancaman tersebut menjadi perhatian serius setelah sebelumnya terjadi kebocoran 6 juta data NPWP yang mencakup data milik Presiden Jokowi dan beberapa menteri penting.
Dalam pesan yang beredar di internet, Anonymous & AnonGhost Indonesia menyatakan bahwa mereka mengawasi tindakan Budi Arie dan mengklaim bahwa "rahasia" Menkominfo sudah tidak lagi aman.
Pesan tersebut berbunyi, "Kepada Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Kami adalah Anonymous & AnonGhost Indonesia. Tindakan anda diawasi dan rahasia anda tidak lagi aman."
Tuduhan Terhadap Menkominfo
Selain mengungkapkan kebocoran data pribadi, pesan dari peretas juga menyinggung peran Budi Arie dalam berbagai isu kontroversial.
Salah satunya terkait pembelaan Budi Arie terhadap akun Kaskus "Fufufafa," yang dikabarkan memiliki kaitan dengan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Peretas bahkan menyebut Budi sebagai "munafik" dan mengancam akan membeberkan lebih banyak aib jika Budi Arie tidak segera mundur dari jabatannya.
"Kami tahu keterlibatan anda dengan situs ilegal, termasuk koneksi anda dengan jaringan perjudian online seperti skandal situs poker. Foto anda bersama tentara Israel di Facebook sangat bertentangan dengan sikap nasional anda," bunyi pesan tersebut.
"Ini bukan sekadar peringatan. Ini adalah pernyataan fakta. Kebenaran akan terungkap, dan kami akan memastikan bahwa rakyat mengetahuinya. Mengundurlah, atau kami akan membocorkan rahasia tergelap Anda," sambung peretas.
Ancaman Mundur dari Jabatan
Peretas juga mendesak Budi Arie untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menkominfo.
Jika tidak, mereka mengancam akan membocorkan lebih banyak data pribadi Budi Arie kepada publik.
"Dan dunia akan melihat siapa anda sebenarnya," ancam peretas dalam pesan tersebut.
Kebocoran data ini menambah daftar panjang serangan siber yang menargetkan pejabat tinggi Indonesia.
Sebelumnya, 6 juta data NPWP diduga bocor dan dijual di dark web, dengan data pribadi milik Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta dua putra Jokowi, Gibran dan Kaesang, termasuk di dalamnya.
Kebocoran Data yang Terus Berulang
Serangkaian insiden kebocoran data yang melibatkan pejabat tinggi negara seperti Budi Arie dan data NPWP jutaan orang semakin memperlihatkan lemahnya keamanan siber di Indonesia.
Meskipun belum ada kerugian finansial yang dilaporkan, kebocoran data pribadi pejabat negara jelas mencoreng reputasi Indonesia di mata dunia.
Pakar keamanan siber menilai bahwa serangan yang terus berulang ini menunjukkan minimnya perhatian serius pemerintah terhadap keamanan data.
Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, sebelumnya telah menyoroti bahwa kelemahan sistem keamanan siber di Indonesia bukan hanya pada teknologi yang digunakan, melainkan juga pada kurangnya pelatihan dan edukasi bagi sumber daya manusia yang memiliki akses terhadap sistem-sistem kritis.
"Selama tidak ada perbaikan dalam tata kelola dan pelatihan keamanan siber, serangan seperti ini akan terus terjadi," ujar Pratama Persadha.
"Kebocoran data yang terus-menerus ini harusnya menjadi peringatan serius bagi pemerintah untuk segera memperkuat sistem keamanan mereka."
Tanggapan Pemerintah
Hingga saat ini, Budi Arie belum memberikan pernyataan resmi terkait kebocoran data pribadinya dan ancaman yang dilontarkan oleh Anonymous & AnonGhost Indonesia.
Namun, serangan ini tentunya menambah tekanan terhadap Menkominfo, yang berada di garis depan dalam mengatasi isu-isu terkait keamanan siber dan data pribadi di Indonesia.
Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah kebocoran data ini.
Mengingat skala dan dampaknya, penanganan serius dari berbagai lembaga terkait sangat diperlukan untuk memperbaiki sistem keamanan data negara dan mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Serangan terhadap Budi Arie terjadi tidak lama setelah bocornya 6 juta data NPWP yang dijual di dark web.
Data yang bocor tersebut mencakup NIK, NPWP, alamat, nomor telepon, hingga informasi sensitif lainnya.
Bjorka, hacker yang terkenal sejak 2022, dikaitkan dengan kebocoran ini, meskipun belum ada bukti konkret yang mengonfirmasi keterlibatannya secara langsung dalam serangan terbaru ini.