Sejumlah publik hingga saat ini masih mempertanyakan ijazah yang dimiliki Presiden Jokowi.
Sebelumnya, tak sedikit orang yang ragu jika Joko Widodo benar-benar lulusan S1 Fakultas Kehutahan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Namun baru-baru ini, seorang warganet mengunggah buku kenangan alumni Fakultas UGM yang dimiliki ayahnya.
Dibagikan oleh akun X @anggora95, pemilik akun tersebut memperlihatkan jika terdapat biodata Jokowi di dalam buku kenangan tersebut.
Dalam video singkat yang diunggahnya, buku dengan sampul berwarna hijau terang tersebut memiliki keterangan "Album Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada 1957-Febr. 1988".
Pada bagian bawahnya, tepat di sebelah lambang universitas, terdapat keterangan "Peringatan 25 tahun Fakultas Kehutanan UGM 23 Agustus 1988".
Pemilik akun tersebut kemudian membuka buku kenangan itu dan langsung menyorot pada biodata Joko Widodo.
Menurut informasi yang tertulis dalam album kenangan tersebut, Joko Widodo lahir di Solo pada 21 Juni 1961. Ia memiliki nomor mahasiswa 1681/Kt. dengan nomor alumni 1120.
Joko Widodo terdaftar di UGM pada tahun 1980 dan lulus pada 1985. Informasi lainnya yang tercantum termasuk asal SLTA yaitu SMAN 6 Yogyakarta.
Selain itu, terdapat judul skripsi yang ditulisnya berjudul Studi tentang pola konsumsi kayu lapis pada pemakaian akhir di Kodya Surakarta.
Pemilik akun tersebut mengunggah buku kenangan itu usai melihat akun X lain bernama @DokterTifa yang menyebut jika Presiden Jokowi bukanlah alumni UGM.
"Bukan pembela bapak ini sih tapi pernyataan-pernyataan bodoh kayak gini tuh pembodohan buat masyarakat, apalagi orang bergelar dokter yang ngetweet. Bapak gue seniornya dia dan dia ada di buku tahunan Kehutanan UGM. Kalau nggak suka setidaknya nggak perlu bikin berita hoax sih," cuit pemilik akun @anggora95.
Unggahannya yang telah dibagikan sebanyak 2.000 kali ke sesama pengguna X itu pun menuai beragam komentar.
Namun, sejumlah warganet tetap curiga jika data tersebut tidak benar karena berbeda dari informasi yang telah beredar sebelumnya mengenai riwayat pendidikan Presiden Jokowi.
"Katanya lulusan SMA 6 Surakarta, itu kok SMA 6 Yogyakarta? Yang lulusan SMA 6 Yogyakarta itu Harry Mulyono. Take down aja kak, daripada ketahuan boongnya," komentar @aha****
"Bisa aja kakaknya yang hoax, klaim hoax atau bukan tentang ijazah itu masuk ke ranah akademis kampus, belum dibuktikan dua-duanya, karena banyak kejanggalan. Kedua, jaman dulu jua banyak kasus tembak ijazah, mau dari PTN maupun PTS, jadi mari tunggu kepastiannya aja di pengadilan," tambah @bang******
"Daripada simpang siur begini, mending Pak Jokowi tunjukkan ijazah aslinya di persidangan kan ada tuh kemarin yang menuntut ditunjukkan, tapi kok ditolak yaa? Kalau bener mah hayu aja atuh beres perkara, daripada rakyat cuman beropini, nanti jatuhnya fitnah. Mending tunjukan aja kan beres," timpal @allo seperti dikutip dari suara
Presiden Jokowi akan reuni dengan alumni UGM
Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam reuni akbar keluarga besar alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) di Jakarta Convention Center pada 22 September 2018.
Ketua Panitia Reuni Kagama Otto Hasibuan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri kabinet kerja yang merupakan alumni UGM akan menghadiri reuni akbar ini pada 22 September 2018, mulai pukul 09.00 WIB.
"Mereka antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri PU dan Gubernur Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Bahkan kita harapkan Presiden memberikan sambutannya," kata Otto Hasibuan.
Reuni akbar ini mengambil tema Guyub kini dan nanti, artinya semua alumni harus selalu guyub selamanya.
Otto menambahkan banyaknya alumni UGM yang berkiprah di berbagai sektor diharapkan dapat berbagi cerita dan pengalaman kepada junior mereka dalam temu alumni tahun ini.
"Kita harapkan para senior Kagama bisa lebih erat hubungannya dengan adik-adik kita sehingga tercipta jaringan yang sangat kuat untuk memajukan bangsa," tambahnya.
Ia mengatakan, tidak kurang dari 3.000 alumni akan hadir dan bersilaturahmi dalam acara tersebut.
Kesempatan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh alumni untuk mengenang kembali masa-masa kuliah terlebih acara ini dihibur oleh grup band Padi dan artis lainnya.
Terkait dengan tahun politik, Otto mengimbau kepada seluruh anggota Kagama agar bisa menerima perbedaan pandangan dan pilihan politik.
Sebab, menurut dia, anggota Kagama harus menjadi pelopor perekat persaudaraan dan persatuan.
"Kepada Kagama, saya imbau harus menerima perbedaan pilihan politik, kontestasi elektoral, sebagai keniscayaan. Kita harus jaga keniscayaan ini, dan buktikan pada masyarakat dan bangsa ini, kita sebagai anggota Kagama di manapun berada tetap, dan harus menjadi perekat persaudaraan dan persatuan," ujarnya.
Kagama, kata dia, juga harus bisa menunjukkan kepeloporan dalam menghadapi persoalan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketimpangan dimana semua itu adalah masalah bersama.
"Saya berharap Kagama tetap dan akan selalu menunjukkan kepeloporan, baik dalam menguatkan dan mengefektifkan peran negara, pemerintah, maupun dalam memperkuat solidaritas sosial, menggiatkan gotong royong dan mempromosikan kepatuhan, atau compliance, pada aturan dan tatanan yang sama-sama kita bangun," paparnya.**8