Jakarta - Ratusan peluru ditembakkan dalam baku tembak di dataran tinggi Papua Nugini. Puluhan orang tewas dalam kerusuhan bersenjata tersebut.
Dirangkum detikcom, Senin (16/9/2024), sebanyak 30 orang tewas dalam baku tembak yang melibatkan ratusan orang di Papua Nugini. Pasukan keamanan diberi mandat untuk meredakan kekerasan.
Saat ini penjualan alkohol telah dilarang dan jam malam diberlakukan di Papua Nugini.
Komandan polisi Joseph Tondop mengatakan perundingan damai gagal, dan situasi berubah menjadi pertempuran suku yang intens, yang menyebabkan 300 tembakan dilepaskan pada hari Minggu (15/9).
Polisi mengatakan 30 pria tewas di antara suku-suku yang bermusuhan dan ratusan wanita dan anak-anak mengungsi, dengan "banyak" rumah terbakar habis.
Dua pejabat juga tewas saat menunggu tumpangan pulang setelah bekerja, kata Tondop.
Pemicu Kerusuhan: Konflik Tambang Ilegal
Polisi mengatakan kerusuhan dimulai pada bulan Agustus ketika "para penambang ilegal" menimbulkan luka yang mengancam jiwa pada seorang pemilik tanah di Lembah Porgera, lokasi salah satu deposit emas terbesar di Papua Nugini.
"Situasi yang memburuk ini disebabkan oleh penambang ilegal dan pemukim ilegal yang mengorbankan pemilik tanah tradisional dan menggunakan kekerasan untuk meneror masyarakat setempat," kata Komisaris Polisi David Manning dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP.
Dia mengatakan "kekuatan mematikan" akan digunakan untuk memulihkan ketertiban di wilayah dataran tinggi yang sulit dijangkau tersebut.
"Sederhananya, ini berarti jika Anda mengangkat senjata di tempat umum atau mengancam orang lain, Anda akan ditembak," kata Manning.
Polisi mengatakan para penambang ilegal dari klan Sakar telah menempati tanah milik musuh mereka dari Piande.
Masuknya Senpi Perburuk Konflik
Konflik suku sering terjadi di dataran tinggi Papua Nugini, tetapi masuknya senjata otomatis telah membuat bentrokan semakin mematikan.
Polisi mengatakan bahwa pertempuran terbaru telah dipicu oleh keberadaan lebih dari "100 senjata berkekuatan tinggi di tangan yang salah".
Tim keamanan saat ini telah ditempatkan di sepanjang jalan raya menuju tambang emas tersebut, menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan pesan perdamaian.
Tambang emas Porgera pernah menyumbang sekitar 10 persen dari pendapatan ekspor tahunan Papua Nugini.
Namun, gejolak kekerasan suku yang berulang, dan pengambilalihan pemerintah yang berlarut-larut telah memperlambat produksi dalam beberapa tahun terakhir.
Paus Fransiskus saat bertemu dengan umat Katolik dari keuskupan Vanimo di depan Katedral Salib Suci di Vanimo, Papua Nugini (Photo by Handout / VATICAN MEDIA / AFP)
Imbauan Paus Fransiskus
Sebelumnya, baku tembak antara klan yang bermusuhan yang tinggal di dekat tambang menewaskan sedikitnya 17 orang pada tahun 2022. Dan sedikitnya 26 orang tewas, termasuk 16 anak-anak, ketika tiga desa di provinsi Sepik Timur diserang awal tahun ini.
Paus Fransiskus mendesak Papua Nugini untuk "menghentikan lingkaran" kekerasan selama kunjungan awal bulan ini. "Saya sangat berharap kekerasan suku akan berakhir," katanya.
"Kekerasan ini menyebabkan banyak korban, mencegah orang hidup damai, dan menghambat pembangunan," imbuh Paus.