Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio (Hensat) menyatakan bahwa masyarakat saat ini memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap era kepemimpinan dari Prabowo Subianto. Hal ini terlihat dari antusiasme rakyat dalam berbagai aksi demonstrasi serta dukungan mereka terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Hensat menjelaskan bahwa banyak rakyat yang memiliki keyakinan bahwa kepemimpinan calon presiden terpiliah itu akan membawa perubahan yang lebih baik bagi negara.
"Saya melihat ketergesa-gesaan akan rakyat yang menantikan gaya kepemimpinan Prabowo, mereka berharap Prabowo bisa membawa demokrasi lebih baik serta menjadi presiden yang independen," ujarnya, dilansir Minggu (25/08/2024).
Menurut Hensat, semangat yang ditunjukkan oleh masyarakat mencerminkan harapan besar mereka terhadap Prabowo untuk memperbaiki kondisi demokrasi di Indonesia.
"Buat saya, semoga harapan masyarakat itu bisa didengar oleh pak Prabowo sehingga ia nanti bisa bergerak dengan cepat memperbaiki masalah demokrasi di negeri ini sesudah dilantik pada 20 Oktober 2024 nanti," lanjutnya.
Lebih lanjut, Hensat menambahkan bahwa publik juga menginginkan agar Prabowo dapat mengambil kebijakan yang lebih mandiri dan tidak bergantung pada pengaruh pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, masyarakat berharap Prabowo dapat mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin yang independen, bebas dari bayang-bayang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan harapan yang begitu tinggi, Hensat percaya bahwa tantangan utama bagi Prabowo adalah memenuhi ekspektasi masyarakat, terutama dalam menciptakan kebijakan-kebijakan yang memperkuat demokrasi dan kemandirian negara seperti dikutip dari wartaekonomi
Prabowo Subianto: Terlalu Haus Kekuasaan Bisa Merugikan Bangsa
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, mengingatkan bahwa ambisi kekuasaan yang berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi suatu bangsa.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam pidato sambutannya pada penutupan Kongres VI Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung di Kempinski, Jakarta, pada Sabtu malam (24/8).
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa esensi dari politik adalah kehendak untuk memperbaiki kehidupan rakyat.
“Politik adalah suatu kehendak untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Itu arti politik yang diajarkan di fakultas. Keinginan, kehendak untuk memperbaiki kehidupan rakyat,” ujar Prabowo.
Prabowo menjelaskan bahwa politik tidak hanya sekadar mengatur kekuasaan, tetapi juga upaya untuk mendapatkan mandat dari rakyat guna menjalankan pemerintahan demi kesejahteraan mereka.
“Kemudian dalam pelaksanaannya, politik mengatur kekuasaan. Dan karena ingin menjalankan politik untuk memperbaiki keinginan rakyat, perlu untuk berkuasa. Perlu untuk mendapat kekuasaan,” jelasnya.
“Tetapi kita memilih untuk mendapat kekuasaan, meraih kekuasaan dengan minta izin dari rakyat. Kita datang ke rakyat untuk memberi mandat kekuasaan kepada kita. Itu yang dijalankan oleh semua partai politik,” sambungnya.***