Ikut berorasi di depan Gedung DPR/MPR pada Kamis (22/8/2024) untuk menuntut DPR membatalkan rencana revisi Undang-undang (UU) Pilkada, Reza Rahadian mengaku tak gentar.
Memiliki nama besar sebagai aktor kenamaan Indonesia, Reza ditanya soal apakah dia tidak khawatir dengan kariernya setelah berorasi.
“Risiko yah, harus siap maksudnya kalau soal kehilangan pekerjaan atau apa ketakutan-ketakutan lebih yang sifatnya ranah pekerjaan yang saya geluti sebagai seorang aktor,” katanya dikutip dari video yang beredar di aplikasi X pada Sabtu (24/8/2024).
Reza mengaku tidak ada hal yang perlu menjadi ketakutannya selama dia menyuarakan keresahan untuk negeri sendiri.
“Saya merasa gak ada yang perlu ditakutin,” tegasnya.
Aktor kelahiran 5 Maret 1987 ini yakin bahwa rekannya sesama selebriti dan seniman punya visi yang sama dengannya.
“Mau pun saya yakin dengan teman-teman seniman film juga punya suaranya sendiri. Juga beberapa yang turun hari ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalam orasinya, Reza mengatakan bahwa selama ini dia hanya mengandalkan seni untuk menyalurkan keresahan hatinya.
“Saya selama ini selalu menjadikan dunia seni sebagai wilayah untuk menyampaikan keresahan hati dan kritik sosial,” katanya.
Namun, melihat situasi demokrasi yang ada saat ini, Reza mengaku gusar dan tidak ingin tinggal berdiam diri di dalam rumahnya.
Untuk itu, Reza memilih untuk ikut dalam gabungan demonstran karena memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.
“Tapi hari ini saya sudah tidak bisa lagi berhenti diam. Saya tidak bisa tidur tenang di rumah. Ini adalah waktu yang tepat untuk saya keluar dan bersama dengan kawan‐kawan semua,” tambahnya seperti dikutip dari fajar
Berikut deretan tokoh yang ikut unjuk rasa kawal putusan MK:
1. Presiden Partai Buruh Said Iqbal
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, merupakan pembuka orasi pada aksi kawal putusan MK tersebut. Dia menegaskan, aksi ini menuntut DPR agar mengikuti Putusan MK. Dia juga menyebut, perjuangan menolak RUU Pilkada akan terus berlanjut.
“Aksi ini bukan aksi permulaan, bukan juga aksi akhir. Aksi ini akan terus-menerus dan membesar,” kata Said di depan Gedung DPR, Jakarta, pada Kamis, 22 Agustus 2024.
2. Pakar hukum tata negara Refly Harun
Pakar hukum tata negara Refly Harun juga turut hadir di antara rubuan peserta aksi. Pihaknya menyatakan bahwa yang diperjuangkan ini adalah sesuatu yang benar. Menurut dia, Demo pada Kamis kemarin bukan terkait dengan satu orang atau satu partai politik
“Tapi terkait dengan keadilan dan demokrasi,” kata Refly di depan Gedung DPR RI, pada Kamis, 22 Agustus 2024.
Menurut Refly putusan MK adalah putusan yang benar dan normal yang seharusnya tinggal dilaksanakan, tak perlu dibantah atau dianulir. Dia berpendapat, menganulir putusan MK hanya dalam jangka waktu satu hari dengan pembahasan di Baleg yang dipercepat, bertentangan dengan konstitusi.
“Karena membuat undang-undang harus dengan partisipasi masyarakat. Tidak boleh seperti orang sedang belajar menghadapi ujian besok alias sistem kebut semalam,” kata Refly
3. Sejumlah komedian
Dilansir dari NU Online, sejumlah komedian seperti Abdel Achrian, Adjis Doaibu, Rigen, Mamat Alkatiri, Abdur Asryad, Bintang Emon, Yuda Keling, hingga Arie Kriting juga terlihat di depan DPR. Arie Kriting dalam orasinya menyatakan kekecewaannya terhadap wakil rakyat yang dianggap tidak lagi mewakili kepentingan rakyat.
“Kami sudah capek. Selama ini kami masih punya harapan tipis-tipis, tapi hari ini kami melihat dengan gamblang bagaimana wakil rakyat kita tidak mewakili suara rakyat,” kata Arie atas mobil komando.
Pendapat Aktivis 98 hingga Reza Rahadian
4. Aktivis 98 Alif Iman
Salah satu tokoh yang hadir dalam aksi tersebut adalah Alif Iman, seorang aktivis 98 yang juga juru bicara Maklumat Juanda. Alif menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap putusan MK, sekaligus protes terhadap tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap demokrasi.
“Mereka datang hari ini untuk mendukung keputusan Mahkamah Konstitusi,” ujar Alif di depan Gedung MK, Kamis, 22 Agustus
Dari pantauan Tempo di lokasi, Alif menyoroti apa yang dia sebut sebagai upaya untuk ‘membajak’ demokrasi oleh koalisi besar yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dengan memanfaatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“DPR dan Presiden telah ugal-ugalan membajak demokrasi kita,” teriak Alif dalam orasinya seraya mengingatkan bahwa tindakan tersebut berpotensi merusak tatanan demokrasi Indonesia.
5. Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfath Bagus Panuntun
Sementara itu, Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfath Bagus Panuntun juga hadir mengawal putusan MK. Pihaknya juga menyuarakan penolakan keras terhadap RUU Pilkada yang dianggap tidak sejalan dengan putusan MK. “Kita harus menolak RUU Pilkada yang tidak sejalan dengan putusan MK,” ujar Alfath.
6. Aktor Reza Rahadian Matulessy
Aktor Reza Rahadian Matulessy juga terpantau turut turun pada demonstrasi kawal putusan MK. Pihaknya mengatakan ikut menyuarakan apa yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini, khususnya terkait RUU Pilkada yang prosesnya begitu kilat di DPR.
Bahkan, Reza merasa situasi saat ini sangat menyedihkan yang membuatnya tidak bisa duduk tenang di rumah. Untuk itu, dia turun langsung ke DPR menyuarakan aspirasi masyarakat.
“Ya menyedihkan kalau melihat caranya begni saya sih ya ini saya nggak merasa bisa duduk tenang di rumah aja sih,” kata Reza, di depan Gedung DPR, Kamis.***