Foto diduga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dengan sebotol whisky Jepang merek Hibiki tersebar di media sosial.
Dalam foto yang diterima redaksi, Bahlil duduk sambil setengah selonjoran dan sedang menerima telepon dari HP di tangan dan telinga kanan.
Menyikapi hal ini, internal Golkar mengaku resah seusai foto diduga Bahlil beredar dan membuat Koordinator Kader Muda Golkar, Lisman Hasibuan hendak melaporkan dugaan pencemaran nama baik ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan pada Senin (26/8).
"Tadi kami sudah membuat laporan juga kepada Bareskrim yang kita harapkan saat ini Bareskrim Mabes Polri untuk segera menuntaskan kasus penyebaran foto Ketua Umum Partai Golkar, Pak Hahlil dan ini merupakan pencemaran nama baik kepada Ketum Golkar," kata Lisman.
Sayangnya dalam membuat laporan, tidak ada nomor LP yang teregister, artinya aduan Lisman ke penyidik hanya bersifat konsultasi.
Kendati demikian, Lisma menduga ada peran internal Golkar dari tersebarnya foto tersebut.
"Indikasinya ada pihak-pihak dari internal juga yang tidak ingin solidaritas partai Golkar ini solid dan tidak ingin partai Golkar ini besar dan ingin merusak nama baik Ketua Umum Partai Golkar yang terpilih yaitu Pak Bahlil," kata Lisman seperti dikutip dari rmol
Beredar Foto Bahlil dan Botol Miras, Kader Muda Golkar Ngadu ke Polisi
Kader Muda Partai Golkar mengadu ke Bareskrim Polri soal penyebaran foto Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sedang duduk dengan botol minuman keras (miras) merek Wishky Hibiki di sampingnya.
Aduan tersebut diterima SPKT Bareskrim Polri dengan model surat tanda terima dari Kader Muda Partai Golkar kepada Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada.
Koordinator Kader Muda Partai Golkar Lisman Hasibuan mengatakan aduan itu dibuat lantaran pihaknya tak terima dengan penyebaran foto tersebut.
"Kami sangat menyesalkan beredarnya foto tersebut dengan viral. Ini yang sangat kita sesalkan, belum tentu juga foto tersebut kebenarannya," kata Lisman di Bareskrim Polri, Senin (26/8).
"Sekarang contohnya analoginnya gini, saya bertamu di rumahnya orang atau di suatu acara. Terus duduk sambil nelepon, tiba-tiba di situ ada minuman keras. Tapi kan belum tentu Pak Bahlil yang nikmati gitu, belum tentu juga Pak Bahlil yang minum, bisa saja itu punya orang," imbuhnya.
Lisman juga menyebut penyebaran foto itu tidak etis. Kata dia, penyebaran foto itu juga bisa merusak citra Bahlil maupun Partai Golkar.
"Ini sangat tidak etis, itu kan privasi, masalah foto terus kenapa diekspose belum tentu juga itu kebenaran foto tersebut fotonya beliau," ujarnya.***