Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kesombongannya dengan memanfaatkan kekuasaan dan berbagai lembaga negara untuk kepentingan dinasti yang sedang dibangunnya.
“Jokowi Jumawa dan takabur itu jalan menuju jatuh,” kata wartawan senior Gunawan Mohamad di akun X, Jumat (23/8/2024).
Kata Goenawan, Jokowi terang-terangan menggunakan segala cara untuk menegakkan dinasti di Indonesia — dan memberi Kaesang jabatan tinggi.
“Ketika orang banyak protes, Kaesang, ketua PSI, dgn enak naik pesawat jet pribadi bersama isterinya ke luar negeri,” paparnya.
Ibunda Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, Maria Katarina Sumarsih (71) menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengkhianati reformasi.
“Kenyataannya, Presiden Jokowi mengkhianati Reformasi 98, yang salah satu tuntutannya adalah berantas nepotisme. Justru, di penghujung pemerintahan Pak Jokowi, (dia) membangun politik dinasti,” ucap Sumarsih saat ditemui di sela-sela peringatan 17 Tahun Aksi Kamisan, seberang Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
Jokowi tak ambil pusing dituding membangun dinasti dan menyerahkan pada masyarakat.
“Serahkan masyarakat aja,” kata Jokowi sambil tertawa saat ditanya wartawan mengenai hal tersebut di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023).
Mengenai kabar putra sulungnya, yaitu Gibran, yang santer menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto, Jokowi juga mengatakan saat ini belum ada komunikasi.
“Beberapa bulan nggak pernah ketemu,” kata Jokowi saat ditanya apakah Gibran sudah berkonsultasi dengan dirinya seperti dikutip dari suaranasional
Goenawan Mohamad Terisak saat Audiensi MK: Serukan Revolusi dan Bubarkan DPR
Sastrawan Goenawan Mohamad atau GM tak mampu menahan air matanya saat berbicara di depan perwakilan Mahkamah Konstitusi atau MK dalam audiensi menolak sikap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal UU Pilkada pada Kamis, 22 Agustus 2024. Dia tampak terisak menangis ketika berbicara perihal demokrasi hari ini.
Mulanya GM menyampaikan terima kasih kepada Mahkamah yang sudah menerima kedatangannya bersama sejumlah masyarakat dari berbagai elemen. Dia mengatakan, keadaan demokrasi Tanah Air saat ini sedang genting.
Tak berselang lama, GM tampak menaruh mikrofonnya dan menangis. "Maaf saya enggak bisa ngomong karena emosi," ujarnya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Kemudian GM menyerukan untuk melakukan revolusi karena kondisi di Indonesia saat ini. Namun dia menyebut ongkos untuk melakukan revolusi itu banyak. "Ya, kalau saya enggak menahan diri, saya bilang kita revolusi saja," ujarnya.
Ia mengatakan, keadaan demokrasi di Indonesia sudah keterlaluan. Dia juga menyerukan supaya keberadaan DPR itu dibubarkan saja. Sebab, sikap DPR yang semestinya mewakili suara rakyat malah melawan konstitusi.***