Bukan cuma tweet Ridwan Kamil (RK), tweet "vulgar" Pramono Anung di Twitter atau X tahun 2010-2011 kembali di-retweet netizen.
Sebelumnya, viral diberitakan tweet-tweet lama Ridwan Kamil yang mengandung sindiran hingga vulgar kembali di-retweet oleh netizen.
Secara terbuka, RK pun mengaku jika tweet-tweet itu ditulis olehnya yang dulu belum merupakan tokoh politik.
Saat itu, dia mengaku hanyalah seorang netizen. RK pun meminta maaf atas tweet-tweet yang dibuatnya kala itu.
Usai tweet RK, tweet-tweet Pramono Anung pun kembali menjadi sorotan netizen. "Kesamaan loket dan toket. Kalau pengen tahu sama-sama diintip. #Nyantai," tulisnya tanggal 12 November 2010.
"Lelaki Indonesia pasti banyak yang setuju adanya bank sperma selama nyetornya mudah dan enak #Nyantai ah," tulis dia tanggal 12 November 2010.
"Cewek berbaju seksi itu aneh. Dilihatin dibilang kita kurang ajar. Kalau kita cuekin dibilang kita homo. #Nyantai ah," tulis Pramono Anung tanggal 8 Oktober 2011.
Sebelumnya, sempat beredar kabar yang menyebutkan bahwa Pramono Anung dan Rano Karno akan diajukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dari PDIP. Kabar tersebut diungkapkan oleh Bendahara PDIP Olly Dondokambey.
Terkait hal ini, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan segala hal terkait penunjukan calon merupakan hak prerogatif Megawati sebagai ketua umum.
Meski demikian, dia tidak menampik bahwa partai berlambang banteng itu tetap menjaring aspirasi nama-nama yang berpeluang untuk dicalonkan termasuk Pramono Anung dan Rano Karno seperti dikutip dari tv one
PDIP Timbang Usung Pramono Anung - Rano Karno di Jakarta, Batal Usung Anies?
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menimbang berkembangnya aspirasi dari internal partai yang mengusung pasangan Pramono Anung - Rano Karno di Pilgub Jakarta. Munculnya dinamika partai ini yang membuat Anies Baswedan batal diumumkan sebagai kandidat calon gubernur Jakarta.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan muncul berbagai aspirasi dari kalangan internal PDIP agar partai mengusung para kader internal.
"Aspirasi kita menjaring aspirasi yang disampaikan dari bawah itu ada namanya Rano Karno, ada namanya Ahok, betul enggak? ada namanya Adian, ada namanya Roni, ada namanya Eriko Sotarduga, ada namanya Prasetyo, ada namanya Andika bahkan, ya boleh," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (26/8).
Kendati demikian, Djarot menekankan, keputusan calon berada pada kuasa Megawati selaku Ketua Umum PDIP.
Keputusan Pilgub Jakarta berada di tangan Ketum karena merupakan kawasan strategis. "Itu adalah kewenangan dari Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum. Jadi, kita berikan sepenuhnya kepada Ibu Ketua Umum untuk menggunakan hak prerogatifnya,"***