Sentil Bea Cukai, Aktivis Medsos Ini Sarankan Jokowi Pakai Cara Jitu Soeharto

 

Institusi Bea Cukai saat ini sedang disorot karena kinerjanya yang sering bikin masyarakat salah paham.

Beberapa bahkan mengakui adanya oknum-oknum dalam Bea Cukai yang kerap mencoreng institusi tersebut.

Berbagai kasus yang terjadi pun tak bisa ditangani dengan sesuai peraturan yang berlaku.

Aktivis media sosial bernama Rudi Valinka ikut memperhatikan Bea Cukai.

Pada postingan di akun Twitter @kurawa, ia memberi saran pada Presiden Joko Widodo dapat bercermin dari cara presiden kedua, Soeharto.

"Pak @jokowi di akhir masa jabatan bapak, nampaknya cara Soeharto ini bisa diterapkan lagi," ujarnya dilansir pada Jumat, 10 Mei 2024.

Dijelaskan oleh Rudi, jika sampai saat ini masa pemerintahan Jokowi belum pernah mengungkap kasus korupsi yang menjadi tonggak pemberantasan.

Ia berharap agar masalah yang mencatut Bea Cukai ini dapat menjadi momentum yang tepat.

"Sampai sekarang gebrakan2 penindakan korupsi di 2 periode ini belum ada yang monumental. Kita harap ada Sesuatu yang diciptakan," tuturnya.

Pada cuitan itu, Rudi Valinka meyematkan sebuah artikel berita dengan judul Marak Pungli Bea Cukai ke Pengusaha Jepang Bikin Soeharto Naik Pitam'.

Artikelnya membahas soal Bea Cukai yang menjadi salah satu institusi paling pungli di kepemimpinan presien Soeharto saat itu.

Karena banyak problema menerjang Bea Cukai Presiden Soeharto kala itu sempat membekukan Bea Cukai karena alasan tersebut.

Dibekukan untuk sementara waktu, Soeharto memindahkan kewenangan Bea Cukai pada PT Surveyor Indonesia.

Tak berselang lama, wewenangnya dikembalikan pada Dirjen Bea Cukai pasca Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 mengenai Kepabeanan diberlakukan secara efektif pada 1 April 1997.

Sumber Berita / Artikel Asli : hops