Dalam ranah pemahaman Islam, terdapat beragam pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penafsiran teks-teks agama.
Tiga pendekatan yang cukup signifikan dalam konteks Indonesia adalah Manhaj Salaf, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU).
Dikutip dari berbagai sumber, Minggu (12/5/2024), berikut perbedaan Manhaj Salaf, Muhammadiyah dan NU.
Apa itu Manhaj Salaf, Muhammadiyah dan NU?
1. Manhaj Salaf
Menurut buku Limadza Ikhtartul Manhaj Salafy oleh Syaikh Salim Al Hilaly, Manhaj Salaf atau Salafi Methodology merujuk pada pemahaman dan praktik keagamaan yang berdasarkan pada ajaran Alquran, Sunnah Nabi, dan pemahaman generasi awal Islam (salaf).
Manhaj Salaf bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari praktik-praktik yang dianggap bid'ah, khurafat, dan syirik.
Mereka menjadikan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal sebagai rujukan utama.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, merupakan organisasi Islam reformis yang memadukan pendidikan agama dan umum.
Organisasi ini menekankan pentingnya ijtihad atau penalaran dalam memahami ajaran Islam, serta mengadopsi pendekatan kontekstual dalam menafsirkan teks-teks agama.
Muhammadiyah menekankan pada pemurnian (purifikasi) dan pembaharuan (tajdid) Islam, dengan berpedoman pada Alquran dan Hadits.
Muhammadiyah juga aktif dalam bidang sosial, kesehatan, dan pendidikan untuk mewujudkan masyarakat madani yang progresif.
3. NU
Nahdlatul Ulama (NU), didirikan pada 1926, memiliki pandangan yang lebih inklusif dan toleran terhadap tradisi dan budaya lokal, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
NU menjadi representasi Islam tradisional yang tetap melestarikan warisan intelektual dan spiritual dari ulama salaf.
NU juga aktif dalam bidang politik, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.
Perbedaan Manhaj Salaf, Muhammadiyah, dan NU
1. Pemahaman Terhadap Ajaran Islam
Manhaj Salaf berfokus pada pemurnian ajaran Islam dari praktik-praktik yang dianggap bid'ah, khurafat, dan syirik. Mereka berupaya menjadikan ajaran Imam Ahmad bin Hanbal sebagai rujukan utama.
Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Muhammadiyah menekankan pada pemurnian (purifikasi) dan pembaharuan (tajdid) Islam berdasarkan Alquran dan Hadits, dengan upaya membuka diri terhadap modernisasi.
Sementara memiliki pandangan yang lebih inklusif dan toleran terhadap tradisi dan budaya lokal, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Praktik Keagamaan Sehari-hari
Manhaj Salaf cenderung rigid dan literal dalam memahami ajaran Islam, sementara NU lebih akomodatif terhadap tradisi lokal.
Muhammadiyah berada di tengah-tengah, berupaya memurnikan ajaran Islam namun tetap membuka diri terhadap modernisasi.
3. Pandangan Terhadap Tradisi Lokal
Manhaj Salaf cenderung menolak tradisi lokal dan lebih berorientasi pada pemahaman Islam yang bersumber dari budaya Arab.
Muhammadiyah juga dipandang kurang akomodatif terhadap adat istiadat dan budaya lokal.
Sementara NU memiliki pandangan yang lebih toleran dan menerima tradisi lokal, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
4. Peran dalam Masyarakat
Manhaj Salaf lebih terfokus pada pemurnian akidah dan pembinaan akhlak. Muhammadiyah aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial untuk mewujudkan masyarakat madani yang progresif.
Sedangkan NU terlibat dalam berbagai bidang, termasuk politik, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan, serta berperan penting dalam mempertahankan kebhinekaan dan menjaga kesatuan Indonesia.
5. Organisasi dan Kepemimpinan
Manhaj Salaf tidak memiliki organisasi yang terstruktur secara formal, namun terbagi menjadi beberapa kelompok seperti Salafi Yamani, Haraki dan Jihadi yang memiliki pandangan berbeda.
Muhammadiyah dan NU merupakan organisasi Islam yang terstruktur dan memiliki jaringan luas di seluruh Indonesia.