Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ketua PBNU Gus Fahrur: Kritik Ustaz Salafi Terhadap UAH Terlalu Berlebihan

 

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, baru-baru ini menanggapi kritik yang dilontarkan oleh seorang Ustaz Salafi terhadap Ustaz Adi Hidayat (UAH) menambahkan mengenai tentang musik. Gus Fahrur menganggap kritikan tersebut “terlalu berlebihan” dan mencerminkan sikap yang menyulitkan.

Gus Fahrur menjelaskan bahwa sikap keras kaum Salafi terhadap isu musik tidak selalu berlandaskan pada pandangan yang komprehensif.

“Kaum salafi menjadikan segala sesuatu menjadi lebih sulit,” ucap Gus Fahrur kepada inilah.com , Sabtu (11/5/2024).

"Saya kira terlalu berlebihan," lanjutnya.

Gus Fahrur mengutip Imam Al-Ghazali untuk menegaskan bahwa larangan penggunaan alat musik tertentu seperti seruling dan gitar bukanlah karena alat musik itu sendiri, melainkan karena penggunaannya yang bersejarah di tempat-tempat maksiat.

“Di awal awal Islam, kedua alat musik tersebut lebih dekat dimainkan di tempat-tempat maksiat, sebagai musik pengiring pesta minuman keras,” kata Gus Fahrur.

Menurut Gus Fahrur, Islam melarang meniru gaya hidup yang berpotensi mendorong kemaksiatan, termasuk penggunaan alat musik yang bisa membuat orang lalai mengingat Tuhan atau digunakan dalam konteks yang tidak sesuai dengan prinsip ketakwaan.

“Mendorong melakukan kemaksiatan, minuman keras atau membuka aurat dan bertolak-belakang dengan prinsip ketakwaan,” imbuhnya.

Sikap PBNU terhadap musik lebih fleksibel, dengan sebagian besar ulama menganggap beberapa jenis alat musik haram, terutama yang digesek dan ditiup, kecuali rebana dan genderang perang yang selama ini tidak dibarengi dengan maksiat.

Ustaz Adi Hidayat sendiri belakangan ini menjadi sorotan setelah video lamanya tentang musik muncul kembali ke permukaan, yang memicu kecaman dari Ustaz Muflih Safitra yang mengingatkan cara berdalil UAH.

Gus Fahrur mencerminkan agar umat Islam memiliki pendekatan yang lebih toleran dan menghargai kesetaraan pandangan dalam masalah fiqh seperti musik, sesuai dengan tradisi intelektual Islam yang kaya.

Sumber Berita / Artikel Asli : inilah

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved