Berbeda dengan tokoh muda lainnya, Gibran Rakabuming Raka memiliki nilai lebih.
Jika tokoh muda lain cukup bermimpi jadi dokter, insinyur atau pilot, berbeda dengan Gibran.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu memiliki masa depan yang sangat cemerlang.
Jika takdir mengizinkan, Gibran bisa jadi Wakil Presiden dua kali dan Presiden dua kali pula.
Luar biasa kan? Makanya, akan ada banyak partai politik (parpol) yang mungkin tertarik merekrutnya.
Lalu, ke mana Gibran akan berlabuh?
Wakil presiden RI terpilih ini menjelaskan hal itu setelah 'didepak' sebagai kader partai politik terbesar di Indonesia, PDIP.
"Kita sudah menyiapkan road map ke depan. Arahnya ke mana? Ikut siapa? Perahunya apa sudah kami siapkan,” kata Gibran seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (2/5/2024).
Diduga perahu baru dimaksud adalah partai politik yang baru tempatnya nanti melanjutkan karier politik.
Namun, Gibran enggan membeberkan parpol mana tempanya nanti akan bernaung.
Kendati demikian, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mengatakan saat ini dirinya fokus menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota Solo dan menyerap berbagai aspirasi dari seluruh masyrakat Indonesia.
“Intinya kita sekarang fokus dengan pekerjaan yang ada tetap turun ke akar rumput," ujarnya.
Pekan lalu, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan Presiden Jokowi dan Gibran sudah tak lagi menjadi kader partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut.
Sebab sikap politik yang bersangkutan sudah berbeda dengan partainya.
"Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang masih bagian dari PDIP, yang benar saja," kata Komarudin di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/4/2024).
Selain itu status Gibran juga sudah tak lagi jadi kader PDIP.
"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu (jadi cawapres Prabowo)," katanya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan setelah tak dianggap lagi jadi kader PDIP, langkah Jokowi dan Gibran akan menjadi game changer bagi konstelasi politik di Indonesia ke depan.