Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Waketum MUI “Usir” Balik Luhut, Sebut Menunjukkan Pemerintahan yang Otoriter dan Anti Kritik

 

Pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan seluruh pengkritik pemerintah seharusnya angkat kaki dari Indonesia, menuai polemik

Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, Anwar Abbas ikut menyayangkan ucapan Luhut itu. Dia menyebut hal itu bertentangan dengan kebebasan berpendapat yang diatu di UUD 1945.

"Itu sangat memprihatinkan dan kita sesalkan, karena selain bertentangan dengan nilai-nilai dan semangat yang terdapat dalam UUD 1945 yaitu pasal 28E Ayat 3 tentang kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat," kata Buya Anwar.

Buya Anwar menyebut pernyataan Luhut itu menunjukkan pemerintah terkesan menjadi absolut, karena pemimpinnya tidak lagi mau menerima kebenaran yang disampaikan pihak lain.

Karena, menurut Luhut, semua yang telah dibuat dan dikerjakan pemerintah, sudah pasti benar.

Jadi, kata dia, pemerintah dan kepemimpinan yang ingin hendak dikembangkan oleh Luhut bukanlah pemerintahan dan kepemimpinan yang menghormati kedaulatan rakyat tapi adalah kedaulatan penguasa.

"Bila itu yang terjadi maka berarti luhut sudah menggeser negeri ini dari negeri yang menjunjung tinggi demokrasi dan musyawarah menjadi negara otoriter, anti kritik dan anti reformasi," kata Buya Anwar.

Semestinya, kata dia, Luhut sebagai pemimpin harus tahu bahwa yang namanya pemerintah itu, sejatinya memerlukan kritik. Agar memiliki perspektif sehingga dapat menemukan dan melakukan sesuatu yang lebih baik, dan terbaik bagi negara dan bangsa.

"Tidak hanya untuk hari ini tapi juga untuk masa depan. Oleh karena itu adalah wajar jika kita sangat keberatan dengan sikap yang disampaikan Luhut tersebut, karena jika sikap dan pandangannya tidak diluruskan maka yang terbentuk adalah pemerintahan yang anti dialog dan anti kritik," paparnya.

Artinya, menurut Buya Anwar, Luhut sendiri yang menggiring pemerintahan menjadi absolut. Ini sangat bertentangan dengan jiwa, nilai dan semangat negara demokrasi.

"Jika masih perlu ada kata angkat kaki dan kata usir-mengusir maka yang harus angkat kaki dan harus diusir dari negeri ini, bukannya para pengkritik pemerintah, tapi Luhut sendiri. Tetapi, apakah hal itu baik bagi kepentingan bangsa dan negara kita? Terserah kepada kita semua untuk menjawabnya," pungkasnya.

Dalam acara Business Matching 2024 di Bali, Kamis (7/3/2024), Luhut meluapkan kekeselannya kepada kaum pengkritik pemerintah, termasuk mantan pejabat era Jokowi.

"Saya berharap kita semua bangga menjadi bangsa Indonesia. Kita kritik bangsa kita, tapi kritik yang membangun. Jangan kritik merasa semuanya jelek. Kalau jelek, pindah saja kau dari Indoneaia," kata Luhut. (*)

Sumber Berita / Artikel Asli : fajar

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved