Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

JATAM Rilis Donatur Pilpres 2019 Silam, Ada Perusahaan Bahlil Diduga Terseret Korupsi Tambang, KPK Kena Sentil

 

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) mencatat terdapat 20 perusahaan donor dana kampanye terbesar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, dua diantaranya memiliki afiliasi dengan Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Adapun, aliran dana dari kedua perusahaan tersebut ditujukan kepada pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 kala itu, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin.

Koordinator JATAM Melky Nahar mengatakan bahwa perusahaan tersebut di antaranya adalah PT Cendrawasih Artha Teknologi dan PT Tribashra Sukses Abadi. Masing-masing menyumbangkan Rp25 miliar dan Rp5,2 miliar kepada Jokowi-Ma’ruf.

Kedua perusahaan itu menempati posisi ke-2 dan ke-13 sebagai perusahaan yang menyalurkan dana untuk kampanye Pemilu 2019 terbesar.

“Menariknya, dua perusahaan itu setelah ditelusuri data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) termasuk laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (LPPDK) tim kemenangan Jokowi Ma'ruf, keduanya masuk 20 besar perusahaan penyumbang dana kampanye Pemilu 2019 untuk pasangan Jokowi Ma’ruf,” ujar Melky dalam konferensi pers secara virtual, Senin (18/3/2024).

JATAM mencatat bahwa kedua perusahaan tersebut terafiliasi dengan Bahlil. Pertama, PT Cendrawasih Artha Teknologi yang 70% sahamnya dimiliki oleh PT Rifa Capital. Dalam kaitan itu, PT Rifa Capital memiliki saham 10% di PT Meta Mineral Pradana.

90% saham PT Meta Mineral Pradana dimiliki PT Bersama Papua Unggul, di mana Bahlil memiliki 90% saham perusahaan tersebut.

Kedua, PT Tribashra Sukses Abadi yang merupakan pemegang saham mayoritas di PT MAP Surveillances.

Dalam kaitan itu, Tresse Kainama merupakan direktur PT MAP Surveillances. Tresse juga memiliki saham 10% di PT Bersama Papua Unggul.

“Sehingga kami tentu saja tidak kaget mengapa kemudian Bahlil dilantik menjadi menteri dan diberikan kewenangan besar pengelolaan kekayaan alam terutama di sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba),” ujarnya.

Tidak hanya itu, Bahlil juga erat kaitannya dengan Pemilu 2024. JATAM memetakan aktor di balik bisnis pertambangan. Banyak pebisnis yang merapat kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Bahlil sendiri diketahui memiliki bisnis pertambangan nikel melalui PT Meta Mineral Pradana. Perusahaan tersebut menggenggam dua izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dengan luas masing-masing 470 hektare dan 165,5 hektare.

“Pemegang saham perusahaan ini, antara lain PT Rifa Capital sebesar 10% dan PT Bersama Papua Unggul sebesar 90%. Kedua perusahaan ini milik Bahlil,” tulis JATAM dalam laporannya, dikutip Selasa (5/3/2024).

Bahlil tidak memberi respon atas permintaan konfirmasi. Juru bicara Kementerian Investasi juga belum segera memberi pernyataan.

Daftar Perusahaan Donor Dana Kampanye Pemilu 2019:

  1. PT Bangun Mitra Persada : Rp25 miliar 
  2. PT Cendrawasih Artha Teknologi : Rp25 miliar
  3. PT Lab Medika Sejahtera : Rp25 miliar
  4. PT Lusida Mitra Makmur : Rp25 miliar
  5. PT Dakara Makmur : Rp23,5 miliar
  6. PT Graha Wahyu Kencana : Rp18,54 miliar 
  7. PT Mitra Lintas Persada : Rp12,65 miliar 
  8. PT Mitra Gemilang Makmur : Rp10 miliar 
  9. PT Sahari Multi Investama : Rp10 miliar
  10. PT Lintas Teknologi Indonesia : Rp7,499 miliar 
  11. PT Sumatera Bahtera Raya : Rp6,76 miliar
  12. PT Sarana Cipta Gemilang : Rp6,12 miliar
  13. PT Tribashra Sukses Abadi : Rp5,2 miliar
  14. PT Saeti Centricon Wahana : Rp4 miliar
  15. PT Nexis Capital Investama : Rp3,65 miliar
  16. PT HT Investama : Rp3,41 miliar
  17. PT AKR Corporindo Tbk : Rp3,18 miliar
  18. PT Kibar Buana Persada : Rp3 miliar 
  19. PT Pulu Gading Sejahtera : Rp2,5 miliar
  20. Reyka Wahana Nusantara : Rp2,26 miliar

JATAM juga mencatat tiga operator yang diduga digunakan Bahlil untuk menjalankan bisnisnya, di antaranya Tresse Kainama, Setyo Mardanus, dan Made Suryadana.

“Jejaring bisnis Bahlil ini sebetulnya bisa kita lacak dari tiga orang ini. [Ada laporan bahwa] Setyo Mardanus diduga sebagai operator, tetapi dari data yang kita kumpulkan dan analisis ada dugaan operator tidak hanya satu orang. Operator diduga ada satu orang. Ada Tresse dan Made,” ujar Nahar.

Untuk diketahui, Bahlil merupakan politisi yang memiliki latar belakang pengusaha. Bahlil berdasarkan informasi mengembangkan bisnis melalui PT Rifa Capital, sebagai perusahaan induk yang menaungi sejumlah entitas, salah satunya adalah PT Bersama Papua Unggul.

Tresse Kainama

JATAM menyatakan bahwa dalam menjalankan usahanya, Bahlil diduga menggunakan orang-orang dekatnya, salah satunya Tresse Kainama. Merujuk sejumlah dokumen akta perusahaan, Tresse tercatat memiliki saham 10% di PT Bersama Papua Unggul.

Ia juga muncul di sejumlah perusahaan yang terafilisasi dengan perusahaan Bahlil, yaitu PT Meta Mineral Pradana sebagai direktur, PT MAP Survaillances sebagai direktur, dan PT Karya Bersama Mineral sebagai komisaris.

Selain di sejumlah perusahaan tambang di atas, Tresse, lanjut Nahar, juga tercatat sebagai komisaris di PT Cendrawasih Hijau Lestari dan komisaris di PT Cendrawasih Artha Teknologi. PT Cendrawasih Hijau Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor perhutanan, beroperasi di Kaimana, Papua Barat.

Setyo Mardanus

Dia tercatat sebagai direktur utama dan pemegang saham 5% di PT MAP Survaillances dan komisaris sekaligus pemegang saham 50% di PT Karya Bersama Mineral.

“Setyo juga diketahui menjabat sebagai komisaris utama dan pemegang saham 50% di PT Berkarya Bersama Halmahera, komisaris utama di PT Duta Halmahera Lestari, komisaris di PT Tataran Media Sarana, dan Komisaris di PT Kacci Purnama Indah,” ujar dia.

Informasi tambahan dari JATAM, Kacci Purnama Indah pernah dituduh Jaringan Lingkar Pertambangan (JLP) Sultra Oktober 2022, melakukan penambangan ilegal dan menambang di kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Made Suryadana

Ia tercatat sebagai Komisaris PT Bersama Papua Unggul dan PT Meta Mineral Pradana. Made juga menjadi pemegang saham mayoritas, yakni sebesar 85%, PT Wirani Sons dan sebagai komisaris serta pemegang 25% saham di PT Ganda Nusantara.

“Selain itu, Ia juga menjabat sebagai direktur PT Cendrawasih Artha Teknologi, perusahaan yang pernah menggarap pemasangan serat optik sepanjang 2.300 kilometer dalam proyek Palapa Ring Papua pada 2017-2019,” pungkas dia.

Sumber Berita / Artikel Asli : bloomberg

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved