Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Polisi Akui Minta Rektor Bikin Video Testimoni Puji Jokowi, Pengamat: 'Mengonfirmasi Polri Tidak Netral!'

 

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai polisi telah mengintimidasi kebebasan berpendapat kampus dengan menelepon rektor-rektor universitas di kawasan Jawa Tengah untuk membuat video testimoni soal Presiden Joko Widodo.

"Upaya-upaya tersebut tentu bisa disebut sebagai intimidasi pada kebebasan berpendapat akademis," ujar Bambang saat dimintai konfirmasi, Rabu (7/2/2024).

Menurut Bambang, tindakan yang polisi lakukan ini menjadi blunder bagi Polri.

Sebab, dengan tindakan tersebut, kata Bambang, maka mengonfirmasi bahwa Polri tidak netral di Pemilu 2024.

"Itu akan menjadi blunder bagi kepolisian dan mengkonfirmasi ketidaknetralan aparatur negara dalam pemilu yang sudah dipersepsi masyarakat selama ini," tuturnya.

Bambang mengungkit budaya komando di kepolisian yang masih kental hingga saat ini.

Dia yakin jajaran di Polda Jateng hanya menjalankan perintah atasan karena harus 'tegak lurus'.

"Budaya komando di kepolisian itu masih kental. Demikian juga dengan upaya mendatangi kampus-kampus untuk memberi arahan-arahan tertentu. Bagi sebagian besar anggota kepolisian, pasti memahami bahwa kampus adalah wilayah intelektual yang sangat memahami kondisi sosial politik yang terjadi saat ini," jelas Bambang.

"Tetapi mereka tetap 'tegak lurus' yang bisa diartikan taat buta pada perintah atasan. Tak mungkin mereka melakukan atas inisiatif sendiri tanpa perintah elite kepolisian," imbuhnya.

Pembelaan Polda Jateng

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Stefanus Satake Bayu buka suara soal permintaan video testimoni kepada sejumlah rektor di Jawa Tengah.

Salah satu yang sudah mengakui diminta membuat video testimoni adalah Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Satake menegaskan, permintaan video itu merupakan upaya program cooling system dari para tokoh dan akademisi untuk mengampanyekan pemilu damai dan menjaga kondusivitas menjelang hari pencoblosan pemilu serentak.

"Jadi pada satu sisi bahwa tujuannya dalam rangka pemilu ini tadi disampaikan melaksanakan kegiatan cooling system kepada beberapa tokoh baik agama, masyarakat, orang-orang yang punya kompeten untuk bisa membantu menjaga situasi kamtibmas bisa berjalan aman lancar dan tertib," ujar Satake, Selasa (6/2/2024).

Dalam praktiknya, permintaan video kepada para tokoh di Semarang itu dilakukan petugas yang bekerja di bawah Polrestabes Semarang.

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, upaya ini sebagai bentuk tanggung jawabnya dalam untuk menjaga situasi menjelang Pemilu 2024 agar tetap kondusif.

"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh-tokoh masyarakat pemuda agama kemudian termasuk sivitas akademika untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai," ujar Irwan.

Kendati demikian, dia mengatakan, para tokoh tersebut tidak diminta untuk menjelaskan prestasi kinerja Presiden Joko Widodo selama ini. Apalagi keberpihakan terhadap salah satu paslon.

"Tidak ada (soal politik dan pujian Jokowi), tidak ada sama sekali, sekali lagi saya ulangi bahwa ajakan itu untuk men-support terciptanya pemilu damai. Tidak ada paksaan terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang," tegasnya.

Pihaknya juga telah menyampaikan kepada para tokoh bahwa video tersebut akan digunakan untuk publikasi di media sosial untuk mengampanyekan pemilu damai.

"Sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni kami sudah sampaikan bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya," tandasnya.

Pengakuan rektor

Rektor Universitas Katolik Seogijapranata (Unika) Semarang, Ferdinandus Hindarto, mengaku berulang kali dimintai video tertimoni prestasi Presiden Jokowi selama memimpin pemerintahan.

Permintaan video itu mulai diterima Hindarto sejak Jumat (2/2/2024) sampai Selasa (6/2/2024) pukul 11.00 WIB melalui WhatsApp.

"Jadi pertama, mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama sembilan tahun terakhir. Kedua, bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerusnya Pak Jokowi, intinya itu kan. Beliau menyampaikan dari Polrestabes, sampai jam 11 (siang) masih diminta membuat video," tutur Hindarto di kampusnya.


Sumber Berita / Artikel Asli : kompas

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved