Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Luhut Gembira China Bakal Bangun Pabrik Sendok di Indonesia, Amerika Sudah Rasakan Dampak Negatif Banjir Produk China

 

Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan yang membeberkan bahwa China akan bangun pabrik sendok dan garpu di Indonesia kini ramai dibahas. Beragam komentar pedas mengarah ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) tersebut.

Salah satunya kritikan pedas datang dari Gigin Praginanto. "Udah tertipu masih sombong. Sebelumnya gembar-gembor China akan membangun pabrik mobil litrik, sekarang sekadar sendok-garpu. Jangan-jangan juga mau bikin golok, pisau, arit dan sebagainya supaya buatan lokal pada mati," tulis Gigin di akun aplikasi X, Sabtu (24/2/2024).

Sementara itu dikutip dari Financial Times, Rabu (21/2/2024), Pejabat Departemen Keuangan Amerika Serikat mengancam mengambil tindakan tegas terhadap China. Gara-garanya, 'Negeri Tirai Bambu' itu dinilai membanjiri dunia dengan barang-barang berharga murah. AS menilai hal ini tak bisa dibiarkan.

"Seluruh dunia akan merespons hal ini, dan mereka tidak melakukannya dengan cara baru yang anti-China, mereka merespons kebijakan China," kata Wakil Menteri Urusan Internasional, Jay Shambaugh,

China disebut melakukan dumping untuk menopang sektor industrinya yang mengalami stagnasi. Indeks manajer pembelian (PMI) bulan Januari yang dirilis oleh biro statistik China, menunjukkan adanya peningkatan produksi. Namun permintaan di sektor manufaktur tetap saja teredam. Hanya sejumlah perusahaan besar yang memiliki kinerja baik dari bulan ke bulan.

China diketahui menggelontorkan subsidi besar untuk sektor industri dibanding berbagai negara lain. Menurut sebuah laporan yang dirilis Center for Strategic and International Studies, China diperkirakan memberi subsidi sebanyak US$ 248 miliar atau Rp 3.882 triliun (kurs Rp 15.665) pada 2019. Dua kali lebih banyak dibandingkan AS.

Sejumlah pejabat di AS pun dikabarkan prihatin terhadap dominasi China di sektor kendaraan listrik dan panel surya. Sebab, China menguasai lebih dari 80% kapasitas produksi panel surya dunia dan menyumbang lebih dari 60% penjualan kendaraan listrik global pada 2022.

Keunggulan kompetitif China dinilai dapat mengancam kelangsungan industri-industri ini di AS. Padahal, Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada 2022 membuat AS menghabiskan lebih dari US$ 70 miliar atau Rp 1.095 triliun untuk rantai pasokan kendaraan listrik, dan lebih dari US$10 miliar atau Rp 156 triliun untuk mendorong produksi panel surya. (bs-sam/fajar)

Sumber Berita / Artikel Asli : fajar

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved