Nama Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong menjadi sorotan setelah disebut oleh calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat Pemilihan Presiden 2024.
Gibran menuding cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mendapatkan contekan dari Thomas Lembong.
"Mungkin Gus Muhaimin juga tak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya, mungkin itu 'kan dapat contekan dari Pak Tom Lembong," ujar Gibran di debat cawapres, di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Gibran tak cuma sekali menyebut nama Tom Lembong dalam debat itu, namun sampai 3 kali. Dahulu, Tom Lembong memang dekat dengan ayah Gibran, yaitu Presiden Jokowi.
Tom pernah memegang jabatan Menteri Perdagangan dan kepala BKPM, dia pula yang disebut pernah membuatkan beberapa pidato ikonik Jokowi.
Di dalam gelaran Pilpres 2024, Tom Lembong menyeberang ke kubu capres Anies Baswedan. Dia menjabat sebagai Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin.
Di posisi tersebut, Tom Lombang kerap melemparkan kritik terhadap sejumlah kebijakan Jokowi. Berikut ini adalah beberapa kritikan Tom Lembong terhadap mantan bosnya.
Infrastruktur
Tom Lembong pernah menyebut pembangunan di periode kedua Presiden Jokowi meleset dari rencana.
Dia mengatakan fokus pembangunan infrastruktur seharusnya hanya dilakukan di periode pertama, namun justru masih dilanjutkan di periode kedua.
"Yang terjadi malah fokus periode pertama diteruskan. Kesehatan, pendidikan terbengkalai," kata dia.
Thomas mengatakan pada periode kedua, Jokowi seharusnya fokus dalam pembangunan Sumber Daya Manusia, dengan memperbaiki pendidikan dan kesehatan.
Dia mengatakan SDM merupakan masalah utama Indonesia yang membuat ekonomi sulit berkembang.
Menurut Tom, solusi untuk masalah ini bukanlah investasi di infrastruktur maupun industri berbasis sumber daya alam, melainkan investasi kepada SDM berupa pendidikan dan kesehatan.
IKN
Tom Lembong menuding proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak transparan. Karena itu, kata dia, para investor jadi kebingungan apakah akan untung atau buntung ketika menanamkan modalnya di sana.
"Menurut kami data dan informasi mengenai IKN ini minim sekali yang terbuka ke publik, bahkan banyak investor bilang ke saya, mereka tanya ke pejabat berapa margin keuntungan yang bisa saya dapat kalau saya investasi modal di IKN, katanya tidak ada yang bisa jawab," kata Thomas dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia, Rabu (22/11/2023).
Dia mengatakan tidak adanya informasi publik yang mencukupi ini disebabkan oleh proses legislasi yang buruk.
Menurut dia, proses pembentukan Undang-Undang IKN dilakukan secara tertutup dan buru-buru.
"Proses legislasi untuk meratifikasi UU IKN itu mendadak, tiba-tiba satu hari kita bangun, UU-nya sudah jadi," ujar dia.
Nikel
Tom Lembong menilai pemerintah Presiden Jokowi masih terlalu fokus pada hilirisasi SDA yang padat modal, seperti pembangunan smelter nikel. Padahal, kata dia, harga komoditas ini tengah melemah.
"Contoh tahun ini harga nikel sudah turun 50%, dengan melemahnya ekonomi global tahun depan pasti harga-harga komoditas akan turun lagi. Jadi kita mulai dengan realita bahwa kita tidak lagi bisa mengandalkan ekspor dan komoditas," kata Lembong.
Dia menilai kebijakan ini akan berpotensi menekan perekonomian masyarakat di tengah besarnya potensi resesi global.
Sebab, industri padat modal tidak banyak membutuhkan tenaga kerja karena rantai produksinya sudah didominasi teknologi robotik atau otomasi.
"Kalau kita kunjungi sebuah pabrik mobil listrik itu semua yang kerja robot. Saya pernah kunjungi sebuah pabrik mobil listrik di Korea, dan saya kaget hampir tidak ada manusia, kosong, semua jadi rantai produksinya assembly line semua mesin yang melipat, menggulung, dan merakit baterai itu," tuturnya.
"Tapi pemerintah belakangan ini sangat fokus pada industri nikel, industri baterai, industri mobil listrik karena dianggap masa depan, dianggap high tech, dianggap sangat seksi," ucap dia.