Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gibran dan Jokowi Bernasib Sama, Dulu Presiden Diterpa Isu Ijazah Palsu, Kini Giliran Putranya


Komentar Gibran Rakabuming Raka atas Tudingan Ijazah PalsuGibran Rakabuming bernasib sama dengan ayahnya, Jokowi soal isu ijazah palsu.

Pada tahun 2022 lalu, Jokowi diterpa isu dugaan ijazah palsu SD, SMP, dan SMA.

Jokowi diduga menggunakan ijazah palsu saat proses pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

Kini, Gibran Rakabuming diterpa isu yang sama, yakni ijazah palsu.

Cawapres nomor urut 2 tersebut diterpa isu soal ijazah pendidikan tinggi yang disebut-sebut palsu.

Putra sulung Jokowi itu membantah dengan tegas tudingan itu.

Dulu, gugatan ijazah palsu Jokowi dilakukan oleh Bambang Tri Mulyono, seorang penulis yang pernah menulis buku Jokowi Undercover.

Gugatan ijazah palsu Presiden Jokowi ini pun telah terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (3/10/2022) dengan nomor perkara:592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst, dan klasifikasi perkaranya adalah perbuatan melawan hukum.

Dalam petitumnya, Bambang ingin agar PN Jakarta Pusat menyatakan Presiden Jokowi telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH). 

Yakni berupa membuat keterangan yang tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu berupa ijazah (bukti kelulusan) SD, SMP, dan SMA atas nama Joko Widodo.

Tak hanya itu, Bambang juga meminta PN Jakarta Pusat untuk menyatakan Jokowi telah melakukan PMH berupa menyerahkan dokumen ijazah yang berisi keterangan yang tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu sebagai kelengkapan syarat pencalonannya.

Terutama untuk memenuhi ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf r Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2018 untuk digunakan dalam proses pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

Stafsus Presiden Membantah dan Tegaskan Jokowi Miliki Ijazah Asli

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Dini Purwono mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki ijazah asli dan dapat dibuktikan dengan mudah keasliannya.

Peryataan Dini tersebut terkait dengan gugatan Ijazah palsu yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi.

Presiden digugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Yakni terkait dugaan ijazah palsu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat proses pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

“Sebagai informasi, Presiden memiliki semua ijazah aslinya. Dan ini dapat dibuktikan dengan mudah,” kata Dini, Selasa, (4/10/2022).

Terkait gugatan tersebut Dini mengatakan mengajukan gugatan adalah hak warga negara.

Ia mempersilahkan siapapun untuk melakukan gugatan apabila memang merasa memiliki bukti yang cukup.

Namun apabila gugatan tersebut tidak memiliki dasar maka akan mempermalukan diri sendiri.

“Namun apabila penggugat tidak berhasil menyampaikan bukti- nyata dan solid, akan terjawab sendiri nanti bahwa gugatan adalah mengada-ada karena tidak berhasil membuktikan apa yang dituduhkan. Dan apabila itu terjadi jelas hanya akan menampar muka penggugat sendiri,” kata Dini.

Gibran Beri Tanggapan

Putra sulung Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka menjawab santai polemik ijazah palsu ayahnya.

Bahkan putra sulung Jokowi yang merupakan Wali Kota Solo itu mengaku sampai bosan menanggapinya.

Menurut Gibran, soal ijazah merupakan isu lama.

Sama seperti Jokowi dituding memiliki paham komunisme.

"Ora itu isune muncul terus, isu komunis, isu ijazah, wes takono sing gae isu nganti bosen nanggepi aku (udah tanya yang buat isu, sampai bosan saya nanggepi)," kata Gibran sebagaimana telah diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Ditanya apakah membantah terkait ijazah palsu Presiden Jokowi, menurutnya hal itu percuma.

"Bantah ping 100 kali percuma yen ngomong karo wong ra waras (kalau ngomong sama orang gak waras)," ungkapnya.

Suami Selvi Ananda itu mengaskan bahwa riwayat pendidikan Presiden Jokowi sesuai dengan ijazah yang didaftarkan.

Bahkan, sejak menjabat Wali Kota Solo ijazah Jokowi kata Gibran, tidak pernah berubah.

"Ya sesuai itu. Saiki daftar wali kota, gubernur ora nganggo ijazah, nganggo opo nganggo godong pisang pie, kan yo ora (enggak pakai ijazah, pakai apa? Pakai daun pisang apa? Kan ya enggak)," tegasnya.

Dirinya menegaskan bahwa Jokowi tidak akan berbohong untuk mendaftar Presiden.

"Mosok arep ngapusi (bohong), mosok pendaftaran presiden meh ngapusi," pungkasnya.

Tanggapan Kepala SMAN 6 Surakarta

Diberitakan Tribunnews.com, perlu diketahui Presiden Jokowi merupakan lulusan dari SMAN 6 Surakarta.

Sekolah itu dahulunya bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).

Sekolah itu didirikan pada 26 November 1975 pada era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Syarief Thayeb.

Kepala SMAN 6 Surakarta periode 2015-2020 Agung Wijayanto mengatakan, dirinya tidak ingin menanggapi berlebihan terkait isu ijazah Jokowi.

"Kalau yang begini-begini saya tidak mau berpendapat. Biar masyarakat sendiri yang menilai," kata Agung dikonfirmasi, Senin (10/10/2022).

Menurut Agung, dirinya sudah sering mengkonfirmasi terkait ijazah Jokowi. Sehingga apabila ada yang masih meragukan bisa datang ke SMAN 6 Surakarta.

"Saya pikir dari saya lebih dari cukuplah bagi yang berpikir. Iya yang masih meragukan bisa mengecek ke SMAN 6 Solo karena dokumennya ada di SMAN 6 Surakarta," ungkap Agung yang sekarang menjabat sebagai Kepala SMAN 3 Surakarta.

Sebagai informasi, pendirian SMPP sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 025b/0/1975 tentang Pembukaan Beberapa Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan di Provinsi Tingkat I Jawa Tengah.

Kala itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dijabat oleh Syarif Thayeb.

Selain di Solo, dalam SK Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pembukaan SMPP juga dilakukan di Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purwodadi.

Kemudian sekolah (SMPP) menerima murid angkatan pertama baru tahun 1976. Termasuk di dalamnya Jokowi.

Seiring perkembangan waktu, pada tahun 1985, SMPP berubah nama menjadi Sekolah Menengah Utama Tingkat Atas dan kemudian berubah menjadi SMAN 6 Surakarta sampai sekarang.

Perubahan nama sesuai dengan surat keputusan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0353/0/1985. Jokowi lulus tahun 1980.

Praktis ijazah Jokowi bunyinya tidak SMAN 6 Surakarta. Ijazah Jokowi masih SMPP.

UGM Buka Suara soal Ijazah S1 Jokowi

Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D menjelaskan adanya klarifikasi itu lantaran mempertimbangkan beredarnya isu atau informasi yang terjadi di media.

“Kami dari pihak UGM, dimana Pak Jokowi pernah menempuh pendidikan, perlu menyampaikan beberapa hal. Bapak Ir. Joko Widodo adalah alumni Program Studi (Prodi) S1 di Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980,” ujarnya saat konferensi pers di kampus UGM hari ini, Selasa (11/10/2022)

Ia mengatakan, Ir. Joko Widodo dinyatakan lulus UGM tahun 1985 sesuai ketentuan dan bukti kelulusan berdasarkan dokumen yang dimiliki pihak UGM.

“Atas data dan informasi yang kami miliki dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana Ir. Joko Widodo dan yang bersangkutan memang lulusan Fakultas Kehutanan UGM,” tukasnya.

Giliran Gibran Rakabuming

Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu membantah dengan tegas tudingan tersebut.

Di depan awak media, Gibran bahkan memperlihatkan ijazah fisik miliknya yang didapatnya saat berkuliah di Management Development Institute of Singapore (MDIS) yang bekerja sama dengan University of Bradford

Ia bahkan mempersilakan mereka yang tak percaya ijazah tersebut untuk mengecek secara langsung dengan memberangkatkan ke luar negeri menuju kampus terkait.

Gibran membawa dua dokumen ke kantornya di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023).

Dokumen itu adalah surat keterangan dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Dalam surat tersebut Gibran mendapatkan gelar Bachelor of Science (BSc) dalam bidang studi marketing.

Kemudian dokumen kedua ijazah Gibran yang diperoleh dari University of Bradford.

Ijazah Gibran tersebut ditandatangani pada tanggal 13 November 2010 silam.

Gibran mengatakan, dibawanya ijazahnya di hadapan media untuk menyelesaikan tudingan ijazah palsu yang ditujukan kepadanya.

Ijazahnya itu sebelumnya juga telah diunggah di laman KPU guna pendaftaran sebagai Cawapres di Pilpres 2024.

"Ini saya bawa. Lagi pula sudah saya upload di KPU. Biar cepat selesai," kata Gibran di Solo, Senin (20/11/2023).

Menurut Gibran, tudingan yang ditujukan kepadanya itu tak merugikan dirinya.

Justru ia menganggap isu tersebut hanya sebagai lucu-lucuan.

KPU: Ijazah Gibran Penuhi Syarat Daftar Pemilu 2024

Sementara itu, KPU RI memastikan bahwa dokumen Gibran untuk mendaftar di Pemilu 2024 telah memenuhi syarat.

Termasuk dokumen ijazah pendidikan yang sudah dilampirkan Gibran kepada pihaknya.

"Dokumen persyaratan pencalonan semua bakal pasangan capres-cawapres, khususnya berkenaan dokumen salinan bukti kelulusan berupa fotokopi ijazah yang terlegalisasi sebagaimana diatur dalam Pasal 13 Ayat (1) huruf r dan Pasal 18 Ayat (1) huruf m Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2013, berdasarkan hasil verifikasi administrasi yang dilakukan direntang tanggal 18-28 Oktober 2023, telah dinyatakan memenuhi syarat," ujar anggota KPU RI Idham Holik kepada wartawan, Senin (20/11/2023).

Meski demikian, Idham mengaku tak bisa sepihak membuka data tersebut yang merupakan data pribadi kandidat.

"Merujuk pada Pasal 17 huruf h angka 5 UU Nomor 14 Tahun 2008 (tentang keterbukaan informasi publik), satuan pendidikan formal seseorang adalah salah satu bentuk informasi yang dikecualikan."

"Informasi berkaitan dengan satuan pendidikan seseorang tersebut menjadi informasi publik apabila yang bersangkutan mengizinkan untuk mempublikasikannya kepada publik," ujar Idham.

Adapun pangkal perdebatan ini berawal dari cuitan pengguna Twitter atau X @DokterTifa, Kamis (16/11/2023).

Dokter Tifa adalah seorang dokter sekaligus ahli epidemiologi molekuler dan praktisi makanan kesehatan.

Tifa mempertanyakan kejelasan ijazah sarjana Gibran.

Dalam unggahannya, Dokter Tifa menuding Gibran hanya lulusan program studi yang setara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Tifa juga mempertanyakan keaslian pendidikan Gibran ketika mengambil program studi Insearch di University of Technology Sydney Insearch, Sydney, Australia. (*)

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad


Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved