Letkol Pnb Sandhra Gunawan menjadi korban dalam jatuhnya pesawat TNI AU Super Tucano di Jawa Timur pada Kamis (16/11). Jasad Sandra belum ditemukan.
"Letkol Pnb Sandhra belum ditemukan sedang dalam pencarian," ucap Kadispen TNI AU Marsma R. Agung Sasongkojati dalam konferensi pers di Lanud Abdulrachman Saleh.
Selama bertugas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Sandra dikenal dengan nama Sandra “Chevron Barracuda” Gunawan.
Ia merupakan seorang penerbang dari Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh.
Berdasarkan catatan dari TNI AU, Letkol Pnb Sandhra telah membukukan seribu jam terbang dengan pesawat tempur EMB 314 Super Tucano ketika masih menjabat Mayor.
Pencapaian 1.000 jam terbang dengan pesawat tempur EMB 314 Super Tucano diraih saat on ratting yang terbang di area terbang Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, pada 2019.
Pencapaian 1.000 jam terbang bagi penerbang TNI AU merupakan bukti atas kerja keras, semangat, dan keseriusan, dalam mengoperasikan pesawat terbang sekaligus disiplin dalam menerbangkannya sehingga dapat terbang dengan safety.
Sandhra Gunawan mengawali tugas terbang sebagai penerbang pesawat OV 10 F Bronco hingga tahun 2007. Setelah Pesawat OV 10 F Bronco dinyatakan tidak boleh terbang lagi oleh Mabesau, Sandra Gunawan sempat tugas sebagai penerbang pesawat Cassa 212 Skadron Udara 4 dan C-130 Hercules di Skadron Udara 32.
Memasuki tahun 2012, saat Pesawat EMB 314 Super Tucano baru tiba di tanah air dari Brasil, Sandra memulai bergabung ke Skadron Udara 21 untuk mengawaki pesawat EMB 314 Super Tucano.
Sandhra adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2004. Ia juga peraih predikat siswa terbaik dalam pendidikan Seskoau (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara) Angkatan ke-56 di Lembang, Bandung Barat, tahun 2018.