Pakar filsafat Rocky Gerung menyindir keras Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej yang tertangkap KPK terkait kasus penerimaan gratifikasi. Ia menyebut bahwa Edi, sapaan akrab Edward, adalah contoh guru besar yang otaknya besar tetapi tangannya panjang.
"Dulu saudara Edi ini dikenal sebagai ya dosen pintar segala macam dan eh ya guru besar otaknya besar tapi sekarang dia guru besar otak besar dan tangannya panjang gitu kan nyolong," kata Rocky dalam Kanal Youtubenya Rocky Gerung Official
Rocky mengatakan bahwa kasus yang menjerat Edi menunjukkan bahwa orang yang dilatih secara akademik untuk berintegritas ternyata justru menjadi pelindung korupsi. Ia pun mendesak agar gelar profesor Edi dicopot.
"Sebetulnya separuh dari guru besar itu masih oke, separuhnya lagi oke-oke minus separuhnya lagi betul-betul tidak oke," kata Rocky.
Selain itu, Rocky juga menyoroti kerusakan yang telah terjadi di lembaga-lembaga penegak hukum di Indonesia. Ia menyebut bahwa hampir semua puncak-puncak kekuasaan di bidang hukum telah pernah terkena kasus korupsi maupun tindakan yang tercela.
"Jadi kita bayangkan kalau ada presiden terpilih siapun presidennya itu apa yang dia mau lakukan 100 hari pertama mestinya ada 100 pejabat hukum yang diikat di Monas itu untuk ditonton sebelum masukin penjara," kata Rocky.
Rocky pun mendesak agar calon presiden yang terpilih untuk memberantas mafia peradilan. Ia meminta agar ada 100 pejabat penegak hukum yang ditangkap dan diadili dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
"Tema kita hari ini adalah memberantas mafia peradilan dan mafia peradilan itu sudah beranak akar tuh dan kita ingin supaya ada pemutusan generasi itu dipecat 100 diadili 100 supaya timbul yang betul-betul baru," kata Rocky.
Rocky juga meminta agar DPR memanggil Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), untuk menjelaskan siapa pihak yang mengintervensi keputusan MK terkait presidential threshold.
"Jimly Asshiddiqie harus jawab tuh siapa yang anda maksud sebagai pihak luar yang mengintervensi keputusan di Mahkamah Konstitusi melalui pak Usman itu itu mesti transparan," kata Rocky.
Rocky mengatakan bahwa tanpa adanya transparansi, maka orang akan berspekulasi bahwa yang dimaksud Jimly Asshiddiqie adalah Presiden Joko Widodo.
"Jadi saya kira kekuatan besar apa di negara ini yang berani mengintervensi ituah pasti seseorang yang punya kemampuan mengendalikan seseorang yang ada ikatan keluarga dengan dia kan kalau enggak ada ikatan keluarga itu agak susah," kata Rocky.