Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan kenapa Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tergesa-gesa mengumumkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan.
Padahal dari ketergesa-gesaan Surya Paloh memasangkan Anies Baswedan dengan Cak Imin, kualitas ide perubahan menurun meskipun kuantitasnya berubah, karena berpotensi memenangkan wilayah Jawa Timur.
"Begitu Cak Imin dipasangkan dengan Anies kuantitasnya berubah kualitasnya menurun, itu logikanya begitu, karena tetep orang melihat Anies akhirnya masuk di dalam pragmatisme, karena kuantitatif, an itu yang terlihat pada ketergesa-gesaan Surya Paloh untuk mengucapkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Rocky, ketergesa-kegasaan Surya Paloh mengumumkan duet Anies dengan Cak Imin disebabkan karena tidak ingin kehilangan momentum dengan anggapan PDIP mempunyai pemikiran sama.
"Point itu, supaya nggak hilang momentum, karena itu berebut kuantitatif kan, hilang momentumn nanti, jangan-jangan Cak Imin diambil oleh PDIP misalnya, jadi berebut momentum isinya adalah kuantitatif," bebernya dikutip populis.id dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (12/9).
Sementara itu, berdasarkan jejak pendapat Pilpres 2024 yang dirilis lembaga survei Polling Institute, Prabowo Subianto yang merupakan bakal capres Koalisi Indonesia Maju meraih suara terbanyak.
Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim mengatakan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024 semakin menunjukkan penguatan, bahkan mengalahkan bakal capres PDIP Ganjar Pranowo dan Anies.
“Dalam simulasi tiga atau dua nama, Prabowo tampak lebih mendapat dukungan publik ketimbang Ganjar atau Anies,” ujar Kennedy saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Peta Persaingan Capres-Cawapres dan Isu-Isu Terkini’ secara virtual, Minggu (10/9/2023) dikutip dari Suara.
Lebih lanjut, dalam simulasi tiga nama, Prabowo mendapatkan dukungan suara sebesar 36,3 persen, kemudian disusul Ganjar dengan 32,4 persen, lalu Anies tertinggal jauh dengan 20 persen.