JAKARTA - Uni Eropa mengungkapkan keprihatinannya mengenai perlakukan junta militer Niger terhadap Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan, mengatakan hal itu tidak pantas diperoleh sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk negara itu.
Diplomat tertinggi Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Presiden Bazoum dan keluarganya mengalami kekurangan makanan, listrik dan perawatan kesehatan selama beberapa hari belakangan.
Presiden Bazoum ditahan dalam kudeta militer pada tanggal 26 Juli. Junta militer mengabaikan tuntutan internasional untuk mengembalikannya ke jabatannya.
Borrell mengatakan, Uni Eropa prihatin dengan "memburuknya kondisi" di mana Presiden Bazoum dan keluarganya ditahan.
"Kami memohon sekali lagi agar mereka segera dibebaskan tanpa syarat," katanya, ujar Borrell seperti mengutip The National News 11 Agustus.
"Presiden Bazoum telah mendedikasikan hidupnya untuk bekerja untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari rakyat Niger. Perlakuan semacam ini tidak bisa dibenarkan," tegasnya.
Sementara itu, negara-negara yang tergabung dalam ECOWAS (Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat) kemarin sepakat memerintahan pengaktifan pasukan siaga untuk kemungkinan digunakan melawan junta yang mengambil alih kekuasaan di Niger, mengatakan menginginkan pemulihan demokrasi secara damai tetapi semua opsi termasuk kekuatan ada di atas meja.
Setelah pertemuan puncak para kepala negaranya di Ibu Kota Nigeria, Abuja, ECOWAS dalam pernyataan resmi menyebut resolusi yang meminta kepala pertahanan blok untuk "mengaktifkan Pasukan Siaga ECOWAS dengan semua elemennya segera", seperti dikutip dari Reuters.
Resolusi lain berbicara tentang memerintahkan "pengerahan Pasukan Siaga ECOWAS untuk memulihkan tatanan konstitusional di Republik Niger", segera diikuti oleh resolusi lain yang berbicara tentang memulihkan ketertiban tersebut "melalui cara damai".