Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ubah Rukun Islam Hingga Ibadah Haji ke Indramayu, Ken Setiawan Beberkan Gerakan Al Zaytun


 Pendiri Pondok Pesantren atau Ponpes Al zaytun Indramayu, Panji gumilang kembali memberikan pernyataan yang menggegerkan publik sehingga membuat viral belakangan ini.

Kini dirinya mengungkapkan akan memberikan kesempatan bagi santri putri untuk menjadi khatib salat Jumat.

Pendiri Nii crisis center, Ken Setiawan mengatakan bahwa Al Zaytun memang sudah menjadi polemik sejak lama.

Menurut Ken, Kementerian Agama juga sudah pernah mengadakan penelitian yang hasilnya sama dengan MUI.

Ken juga mengatakan ada hubungan antara kepemimpinan dan aliran dana secara historis. Namun sayangnya sampai sekarang hasil penelitian juga belum dipublikasi.

“Kementerian agama sebagai sebagai landing di pondok pesantren juga tidak ada respon sampai beberapa kali ganti Menteri Agama ternyata juga tidak ada tindak lanjut terkait masalah ini. Jadi memang ini ini seperti pembiaran,” tutur Ken.

Dirinya pun menambahkan bahwa pembiaran ini pula yang menjadi landasan NII Crisis Center berdiri.

“Memang kami tidak percaya dengan pemerintah ini, seperti mohon maaf kasus terorisme itu dibiarkan. Terorisme ditangkap tapi pemahaman radikalisme dibiarkan. Ini seperti ternak,” ungkap Ken.

MUI dan Kementerian Agama pun diharapkan segera membuat langkah konkret untuk menangani kasus Al Zaytun. 

Ken pun mengungkapkan bahwa Al Zaytun memiliki rukun Islam yang berbeda dengan rukun Islam.

Sederet Kontroversi Ponpes Al-Zaytun yang Viral Campur Pria-Wanita Satu Saf

1. Salat Tidak Sesuai Anjuran Rasul

Ketua MUI Indramayu KH Satori mengatakan apa yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun dalam melaksanakan salat dengan mencampur saf pria dan wanita tidak haram dan tidak membatalkan. Hanya saja, model seperti itu tidak sesuai dengan anjuran Rasulullah.

"Ya saya tidak tahu praktik. Ada perempuan di depan gitu ya secara hukum tidak haram dan tidak membatalkan tapi tata caranya tidak sesuai dengan tata cara anjuran Rasul tentang saf salat jadi perempuan kan di belakang tidak di depan," kata KH Satori saat dihubungi detikJabar, Minggu (23/4).

Selain itu, Satori menyoroti renggangnya jarak antarjemaah. Menurutnya saat ini tidak ada imbauan tentang aturan salat seperti saat pandemi COVID-19. Sehingga, seharusnya jarak dalam barisan salat lebih rapat.

"Iya berjarak maka itu jangankan kita di tingkat Kabupaten. Sekarang kan sudah tidak ada lagi aturan pembatasan jarak dan sebagainya sudah tidak pandemi lagi tapi tidak tahu ada inisiatif siapa atau aturannya. Secara hukum yang salat itu rapat dan lurus barisannya seperti itu," jelasnya.

2. Ponpes Al-Zaytun Dikenal Tertutup

KH Satori juga mengatakan Ponpes Al-Zaytun yang berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu terkesan sangat tertutup bahkan eksklusif. Sebab, sejauh ini tidak ada transparansi yang diterima oleh MUI. 

"Memang Al-Zaytun itu kan pesantren di Indramayu, eksklusif kita tidak bisa intervensi apa-apa dan kalaupun kita tidak suka juga susah, levelnya nasional pun kadang tidak ditanggapin gitu," kata Satori.

Dengan adanya praktek salat Idul Fitri 1444 Hijriah yang beredar, MUI pun tidak bisa berbuat banyak atau melakukan intervensi terhadap Ponpes Al-Zaytun.

"Jadi terkait dengan itu, ya kami tidak bisa mengintervensi sebab walaupun berada di Indramayu, masyarakat Indramayu tidak pernah bangga adanya Al-Zaytun di Indramayu gitu. Sebab lagi-lagi ya eksklusif segala sesuatunya tidak mau dicampuri dan tidak ada seseorang pun yang bisa mempengaruhi," ujar Satori.

3. Sumber Dana dan Aliran Tak Jelas

Satori menjelaskan, MUI pernah mendatangi Ponpes Al Zaytun. Hanya saja dalam kunjungan itu, pihaknya tidak mendapat penjelasan yang pasti mulai dari sumber dana hingga paham atau aliran yang diajarkan pondok pesantren itu.

"Saya dulu justru itu dulu waktu baru berdiri santrinya baru belasan ribu, saya masuk ke situ, ternyata Al-Zaytun itu susah, tidak transparan, sumber dana dari mana? Dari umat Islam. Ini alirannya apa? Kita ya pokoknya pakai aliran Islam. Gak ada aliran Ahlusunah Waljamaah, pahamnya siapa-siapa gak ada," jelas Satori.

"Karena itu kami tidak pahami tentang Al-Zaytun. Dan kami lebih baik diam daripada ada semacam konflik horizontal antara sesama umat Islam," sambung dia.

4. Pendiri Ponpes Al-Zaytun Tuai Kontroversi

Al-Zaytun sendiri merupakan pesantren yang dibangun oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) pada 13 Agustus 1996 dan diresmikan Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie pada 27 Agustus 1999. 

Di balik berdirinya Ponpes Al-Zaytun, ada sosok pendirinya yang kerap menuai kontroversi. Dia adalah Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang atau Panji Gumilang. Tercatat dia sempat dikaitkan sebagai Imam Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9 pada 2011 lalu.

Namun, Panji yang menjadi pimpinan Ponpes Al-Zaytun ini dengan tegas membantah dirinya sebagai Abu Toto, seperti apa yang disebut sebagai petinggi NII KW 9.

5. MUI Jabar Minta Ponpes Al-Zaytun Diselidiki

Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar mendorong aparat dan pihak terkait segera menanyakan maksud pihak Al-Zaytun menggelar salat tak biasa itu. Sebab hal tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Ini tiba-tiba muncul hal kontroversi, kan bisa membuat gaduh. Jadi ya patut diselidiki lah, mungkin oleh aparat bisa ditanya ke pimpinan Al-Zaytun apa maksudnya gitu, karena membuat gaduh kan ramai di medsos ya," kata Rafani saat dihubungi, Senin (24/4).

Selain itu, MUI bakal mendalami pelaksanaan salat Idul Fitri dengan mencampur jamaah laki-laki dan perempuan. Menurutnya hal ini harus segera dilakukan untuk meredam kegaduhan di masyarakat.

"Jadi nanti MUI juga akan mendalami, tapi aparat saya kira tidak salah kalau ya menanyakan ke pimpinan Al-Zaytun itu. (Mendorong aparat gali informasi?), iya gali informasi," tegasnya.

6. Disebut Aliansi DI/TII

Rafani juga mengatakan asal-muasal dana untuk membangun pesantren di lahan seluas 1.200 hektare itu hingga kini belum jelas. Rafani juga menyebut Al-Zaytun punya kaitan dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). 

"Al-Zaytun ini kontroversi dari sejak hadir ya. Pertama ya aliansi mereka terhadap DI TII ya, itu kontroversi. Mereka itu disinyalir sebagai NII KW 9 kan. Itu kan belum tuntas," ungkapnya.

"Terus kemudian pendanaan yah, mereka bisa membangun sekaligus dengan bangunan luar biasa, bahkan alat-alat buatan Jerman itukan belum tuntas dari mana, belum jelas," lanjut dia.

7. Terlibat Kasus Pemalsuan Dokumen

Al-Zaytun sempat terseret kasus pemalsuan dokumen. Pemlasuan dokumen itu diduga dilakukan oleh Panji Gumilang dan ditangani langsung oleh Bareskrim Mabes Polri.

Kasus ini pun bergulir hingga ke meja hijau. Di pengadilan, Panji divonis 10 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Indramayu pada Mei 2012.

8. Guru Ponpes Al-Zaytun Polisikan Panji Gumilang

Dilaporkan juga, guru-guru Al-Zaytun sempat mempolisikan Panji Gumilang pada 2017. Saat itu, Panji dinilai telah melakukan dugaan penghinaan dan pelecehan terhadap guru.

Adapun dugaan penghinaan dan pelecehan yang dilakukan Panji Gumilang yaitu menyuruh para guru membuat surat pengajuan untuk mengajar di tahun ajaran baru. Para guru keberatan dengan aturan ini.

Tidak hanya itu, pada kesempatan zikir Jumat, 18 November 2016, Panji Gumilang juga menyampaikan pernyataan yang menyakiti hati para guru. Panji Gumilang menyebut banyak guru yang pemikirannya bermasalah.

Sumber Berita / Artikel Asli : INDONESIATODAY

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved