Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

'Nyanyian' Eks Pentolan KPK di Balik Isu Konsorsium Korupsi BTS Seret Sejumlah Nama Populer

 


Mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan ikut mengomentari soal dugaan aliran duit korupsi BTS yang menjerat Jhonny G Plate.

Menurut kedua mantan penyidik senior KPK itu, kemungkinan besar korupsi ini tak hanya melibatkan satu pihak. Ia menduga, ada keterlibatan partai lain dalam mega proyek Kemenkominfo tersebut.

"Kalau saya mau bandingkan (korupsi) BTS dan E-KTP, bagian pertama, tidak mungkin hanya satu partai yang bekerja, biasanya konspirasi. Karena harus ada kesepakatan, dan biasanya the ruling party (partai penguasa) terlibat juga, biasanya," jelas dia dikutip dari tayangan chanel YouTube Novel Baswedan pada Jumat, 26 Mei 2023.

"Tapi saya nggak ingin menuduh-nuduh. Tapi dalam modus dan pola tuh seperti itu, karena biasanya saling memperkuat dan bisa saling mengunci. Lu buka, gua buka nih," sambungnya.

Novel Baswedan pun sependapat dengan apa yang disampaikan mantan pimpinannya tersebut.

Menurut dia, kasus korupsi seperti proyek fiktif BTS Kemenkominfo ini kemungkinan melibatkan banyak pihak.

"Memang setuju yang Pak Bambang bilang. Karena biasanya kalau kasusnya besar terus fulgar, nekat, itu biasanya tahu sama tahu. Kalau satu pihak hampir-hampir mustahil. Kalau satu pihak namanya nekat atau ngawur," kata Novel. 

Kemudian Bambang Widjojanto melanjutkan, kasus korupsi BTS Kemenkominfo ini adalah ajang pembuktian profesionalitas aparat penegak hukum.

"Nah dalam kasus ini tergantung nih, mau berintegritas atau mau berjudi, maksudnya penegak hukumnya nih. Dan jangan lupa, kasus seperti ini biasanya bertahun-tahun, akan panjang prosesnya," kata dia.

"Kenapa saya bilang berjudi dan berintegritas? Kalau penegak hukumnya punya integritas dia nggak akan tutup yang satu buka yang lain. Nah jangan sampai ada indikasi kaya gitu," sambungnya lagi.

Sebab menurut pria yang akrab disapa BW itu, kasus korupsi BTS ini sudah menjadi perhatian publik, dan semua orang bisa mengawasi.

"Nah yang terjadi di mata publik hari ini, ada ketidak percayaan. Lu serius mau buka kasus ini, kalau lu bongkar kasus ini yang vendor ini dari kelompok ini, afiliasi nya ke partai ini, vendor ini ke sini, dan duitnya sekian besar," tuturnya.

Terlebih, lanjut BW, di era seperti sekarang semua serba terbuka.

"Karena kita juga kan dapat informasi ini (korupsi BTS) sudah jadi pembicaraan setahun lalu, bahwa ada kejahatan seperti itu, dan luar biasa." 

Bahkan, menurut informasi yang beredar, kata Bambang, angka proyek fiktif sampai 80 persen, bukan 20 persen.

"Tapi kan ini perlu dikonformasi lagi," katanya.

Sebagaimana diketahui, publik belakangan sedang dibuat heboh dengan skema konsorsium dugaan korupsi BTS Kemenkominfo yang disebut-sebut mengalir ke sejumlah elit dan partai politik.

Kasus korupsi itu ditangani Kejaksaan Agung. Salah satu tersangkanya adalah mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, yang merupakan kader partai NasDem.

Dalam video yang beredar di media sosial menyebutkan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek infrastuktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1 hingga 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Adapun nama yang disebutkan dalam video tersebut antara lain:

1. Happy Hapsoro (HPS) yang merupakan suami Puan Maharani yang perusahaannya menjadi Vendor Panel Surya dalam proyek BTS 4G Kominfo.

2. Sakti Wahyu Trenggono yang merupakan Mantan Wakil Pertahanan dan saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, di mana perusahaannya yg menjadi Vendor Tower dan BTS. 

Sedangkan Sakti Wahyu Trenggono sendiri merupakan Komisaris PT.Tower Bersama Tbk.





Mahfud Dapat Info Korupsi BTS Mengalir ke Parpol: Saya Lapor Presiden

Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD mengaku mendapatkan informasi soal duit kasus dugaan korupsi pembangunan menara pemancar (BTS) 4G BAKTI Kominfo mengalir ke partai politik. Namun, dia menganggap hal itu sebagai gosip politik. 

"Ya, saya juga dapat berita itu, dengan nama-namanya. Tapi saya anggap itu gosip politik. Kita bekerja dengan hukum saja," kata Mahfud di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa (23/5).

Ia mengaku telah melaporkan informasi itu ke Presiden Joko Widodo. Menurut Mahfud, pembuktian informasi itu akan sulit, sehingga ia mempersilakan Kejagung dan KPK menyelidikinya.

"Saya juga sudah lapor soal itu ke presiden. 'Pak saya tidak akan masuk ke soal ini. Ini pembuktiannya akan rumit dan mungkin menimbulkan kemelut kerumitan politik. Oleh sebab itu, saya persilakan Kejaksaan atau KPK kalau itu di luar angka-angka yang sudah konkret untuk menyelidiki ini," katanya.

Mahfud pun menegaskan ia tidak akan ikut campur soal informasi itu. Sebab, kasus tersebut sudah masuk ke ranah hukum.

"Saya dapat info itu dan saya sudah lapor ke Presiden, saya tidak akan masuk ke urusan politik, ini hukum murni, biar hukum yang menentukan itu," imbuh dia.

Kejagung telah menetapkan Johnny Plate sebagai tersangka dalam kasus korupsi pembangunan menara BTS 4G dan infrastruktur pendukung BAKTI Kominfo. Saat ini, total ada tujuh tersangka dalam kasus ini.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menaksir nilai kerugian keuangan negara akibat kasus BAKTI Kominfo mencapai Rp8 triliun.

Presiden Jokowi memecat Plate dari jabatannya sebagai Menkominfo. Mahfud MD pun ditunjuk menjadi Plt Menkominfo.

Sumber Berita / Artikel Asli : Haluan

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved