Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Nasdem: Mundur saja dari Kabinet



Oleh: Muslim Arbi
Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu

Presiden Joko Widodo telah gunakan power nya secara terang - terangan dan lugas dukung Capres PDIP. Baik sebelum pengumumanya oleh Ketum PDIP maupun setelah nya.

Tindakan ini tentunya telah mencoreng wajah kekuasaan dan pemerintahan menjadi wajah partisan jika meletakkan Jokowi juga sebagai Kepala Negara. Sebagau kepala negara mengharuskan Jokowi harus menjaga netralitas dan tidak keberpihakan pada capres tertentu. Karena sikap keberpihakan itu melanggar sumpah dan janji jabatan nya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Sikap pemihakan Jokowi terhadap Ganjar sebagai Capres PDIP bukan basa - basi. Tapi terang benderang. Jokowi terlihat mempersiapkan Ganjar sebagai putera mahkota penggantinya. Ini menyalahi Undang - Undang. UU Pemilu no 7 tahun 2017 mengamanatkan hanya partai politik dan gabungan partai politik yang mengusulkan calon presiden (capres). Jabatan Jokowi bukan ketua Umum Partai dan bukan Koordinator Gabungan Partai - partai. Jadi tidak di benarkan Jokowi mencampuri penunjukan Capres dari partai mana pun.

Apalagi setelah di tetapkan nya Ganjar sebagai Capres PDIP oleh ketua umum nya: Megawati. Jokowi menggelar pertemuan di Istana dengan mengundang sejumlah Ketua Umum Parpol: Megawati-PDIP, Prabowo - Gerindra, Airlangga - Golkar, Zulkifli Hasan - PAN dan Mardiono - PLt PPP. Juga Muhaimin Iskandar - Ketum PKB.

Jokowi (Istana) tidak mengundang Partai Nasdem - Surya Paloh. Meski di bantah dan disanggah sana - sini. Bahwa itu bukan pertemuan politik tapi dengan hanya mengundang Ketum Parpol saja tak dapat di bantah itu: pertemuan politik.

Tanggal 2 Mei, Jokowi mengundang para Ketua Umum partai Non Nasdem. Lalu tanggal 5 Mei: Luhut bertemu dengan Surya Paloh di Wisma Antara. Sulit di bantah pertemuan itu bukan pertemuan politik. Karena. Luhut masih menjabat Menko Marvest. Sedangkan Surya Paloh adalah Ketua Umum Nasdem.

Publik menafsirkan pertemuan Luhut-Suraya Paloh untuk meredam Nasdem yang ketua umum nya tidak di undang ke Istana oleh Jokowi. Alih - alih pertemuan itu untuk mengobati luka Nasdem yang telah di pinggirkan oleh Istana.

Publik juga telah membaca: Akibat telah di capreskan nya Anies Baswedan mantan Mentri Jokowi dan Mantan Gubernur DKI. Nampaknya se olah - olah Surya Paloh - Nasdem telah menyakiti Jokowi. Karena bisa jadi: Anies yang telah di buang Jokowi dari Kabinet nya dari jabatan Mendikbud, lalu kemudian memenangkan Pilgub DKI mengalahkan Ahok-Djarot yang di dukung Jokowi dan PDIP.

Tapi, kenapa saat ini di capreskan oleh Nasdem - Surya Paloh. Nampak nya sakit hati Jokowi terhadap Surya Paloh tak terperih kan. Bahkan ada isu Nasdem mau di gusur dari Kabinet? Meski dalam pertemuan Surya Paloh - Luhut itu : menegaskan Nasdem masih berada di dalam kabinet.

Jika menghitung efektivitas pemerintahan Jokowi yang sisa 10 bulan ini. Keberadaan Nasdem di pemerintahan pun sudah tak efektif lagi.

Jika, Nasdem memang mau serius usung Anies Baswedan sebagai Capres bersama Demokrat dan PKS. Di mana Demokrat dan PKS berada di luar pemerintahan. Sebaik nya Nasdem pun ambil langkah efektif di luar pemerintahan. Mundur saja dari Kabinet. Agar full konsentrasikan kerja politik nya memenangkan pasangan Capres - Cawapres nya. Toh posisi Nasdem di Pemerintah pun tidak memberikan manfaat apa-apa. Jika partai dan kader nya masih di pemerintahan tapi Ketua Umum nya sudah dianggap tidak ada dan tidak di gubris.

Maka, demi menegakkan Wibawa Ketua Umum dan Wibawa Partai. Kader Nasdem di Kabinet mundur saja. Itu lebih terhormat dan lebih mulia. Karena menjaga Marwah dan Martabat Ketua Umum nya sama dengan menjaga Marwah dan Martabat Partai.

Sisa waktu 10 bulan bagi Nasdem di luar pemerintahan. Akan banyak lakukan kontrol yang efektif di Parlemen maupun di publik melalui kekuatan media yang di miliki.

Terus terang, publik akan sangat antusias menunggu keputusan Nasdem untuk ambil langkah perubahan yang efektif. Dengan tidak bermain di dua kaki. Satu kaki di pemerintahan dan di kaki lain telah siapkan Capres nya Gantikan Jokowi.

Langkah politik Nasdem untuk Perubahan menuju Perbaikan Indonesia ke depan sangat di nantikan

Sawangan: 10 Mei 2023

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved