Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ini Omongan Lengkap Luhut Saat Sebut Singapura Brengsek

 


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kekesalannya terhadap negara tetangga yakni Singapura. Saking kesalnya, Luhut sampai menyatakan bahwa Negeri Singa itu dengan sebutan 'brengsek'.

Ucapan 'brengsek' itu dikatakan oleh Luhut karena Singapura yang meminta ekspor energi bersih dari Indonesia, namun proyeknya merupakan proyek dari Singapura.

Yang mana, yang diinginkan oleh Indonesia adalah produksi listrik panel surya dari dalam negeri dari awal hingga akhir. Oleh karena itu, Luhut menilai, Indonesia hanya dimanfaatkan karena memiliki energi surya yang mumpuni. 

Lantas bagaimana omongan lengkap Luhut yang menyebut Singapura brengsek itu? Simak omongan lengkap Luhut dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, dikutip Rabu (10/5/2023).

"Indonesia sedang mengembangkan rantai EV, ini sekarang sudah berjalan EV. Jadi ekosistem yang kita bangun saya sempat dengar sebagian dari Pak Rida, harus beroperasi, itu yang dilakukan sangat bagus, saya kira sudah keluar Rp 14 triliun. Itu dengan rate rupiah yang terkoreksi dia Rp 36 triliun, kemarin saya tanya".

"Kemudian juga turut mengembangkan rantai panel surya. Bapak ibu sekalian, ini Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy ke sana. Kita nggak mau, saya bilang nggak mau. Mau, kalo proyeknya di kita. Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, dia tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin".

"Jadi sekarang poli silikon kita buat di Indonesia, nah poli silikon industri ini, nggak bisa bersaing ke China karena China very competitive, hanya bisa bersaing kalau Amerika ikut jadi offtaker-nya dan revenuenya. Jadi saya bilang di Amerika kalian nggak setuju sama China, ya kalian itu mau nggak, kemarin di Washington, yaudah saya bisa buat, bisa, karena punya silikanya, kami punya silika bahan materialnya, kami ingin sekarang. Investornya ada, dari Taiwan we willing to, willing,"

Bukan barang baru

Sejatinya, pembahasan mengenai ekspor listrik ke Singapura bukan barang baru. Luhut beberapa waktu lalu juga pernah yang mengungkapkan perusahaan RI bisa mengekspor listrik ke Singapura, asalkan industri panel surya di dalam negeri dibangun terlebih dahulu.

"Mengenai mereka (Singapura) pingin ada ekspor solar panel dari Indonesia listriknya, dan Singapura. Tapi kita nggak mau begitu, maunya harus end to end. Kita harus bangun solar panel di sini, industrinya, kemudian baterainya, dan seterusnya. Baru kita ekspor ke Singapura, jadi win-win," ungkapnya, dikutip Kamis (16/03/2023).

Sebagai tindak lanjut dari perintah Menko Luhut tersebut, sederet perusahaan energi RI sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.

Penandatanganan MoU ini juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM).

Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut antara lain PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).

Ketiga perusahaan energi RI ini juga menandatangani MoU dengan pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM) dari dalam dan luar negeri, antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd, Znshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co Ltd.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Medco Power Eka Satria, dan Direktur Utama Energi Baru Dimas Adi Wibowo, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security HE Senior Minister Teo Chee Hean di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis (16/03/2023).

Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission melalui percepatan pembangunan industri panel surya nasional untuk pengembangan EBT di Indonesia.

Di lain sisi, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis (16/03/2023), menyampaikan isu tentang keberlanjutan, di mana ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau. Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.

"Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas," kata Lee Hsien, Kamis (16/3/2023).

Hal ini juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura, termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN. "Ini adalah hasil yang win-win," imbuhnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved