Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Alasan Said Didu Malah Tertawa Saat Jokowi Pidato Singgung Tambang Hingga Sumber Daya Alam


 Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyingung sumber daya alam dan tambang.

Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu justru malah meminta izin hendak tertawa. 

Said Didu pun membahas soal pidato yang dilakukan oleh penguasa.

"Izinkan #sayaketawa. Pidato penguasa biasanya apa yang sudah dilakukan dan apa hasilnya, bukan membahas potensi. Potensi biasanya dipepajari dan dianalisis saat masih jadi mahasiswa," ujar Said Didu dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Senin (15/5).

Sementara itu, pidato Jokowi itu disampaikannya pada saat acara Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).

Jokowi pun mengakui bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah dan besar.

"Selain itu, komuditas pertanian dan perkebunan juga semuanya melimpah. Tetapi bertahun - tahun kita ekspor dalam bentuk bahan mentah. Ini kekeliruan yang tak boleh kita ulang lagi," tutur Jokowi dikutip dari salah satu pemberitaan stasiun TV swasta.

Lebih lanjut, Jokowi pun menyampaikan pesan menohok kepada pemimpim yang akan memimpin Indonesia di masa mendatang. Menurut Jokowi, pemimpin Indonesia mendatang harus bisa membuat industri bahan mentah.

"Sehingga hilirisasi itu harus dilakukan, apapun resikonya," ucap mantan Wali Kota Solo itu.

Lanjutnya dia ceritakan, saat ini Indonesia sedang digugat Uni Eropa, dan ini baru satu urusan saja.

"Yakni nikel, digugat. Padahal bahan tambang kita bukan nikel saja, mineral juga ada, ada tembaga, timah, dan ada batu bara, ada bauxite. Apakah kita mau berhenti digugat Uni Eropa?," ujar Jokowi.

"Kalau pemimpinnya tidak berani, pasti mundur dan minta ampun. Digugat langsung mundur minta ampun," sambungnya. 

Selain itu, Jokowi juga menuturkan bila ada pemimpin seperti itu, jangan bermimpi negara Indonesia ini untuk menjadi negara maju.

"Itu baru bahan satu saja, jangan nati sumber daya alam laut, komuditas perkebunan, dan komunitas perkebunan juga bukan hanya satu, juga ada kopi dan ada banyak sekali yang bisa menjadi potensi," ujarnya.

Lanjutnya katakan, dia harapkan semua nilai tambah itu ada di dalam negeri. Namun kalau belum bisa mengelola sendiri, ia sarankan cari teman di luar negeri untuk mengelola.

"Negara itu yang paling penting bisa mendapat pajak dari situ, negara yang bisa mendapatkan ppth, ppn, bea ekspor, dari pnbp penerimaan negara bukan pajak, bisa mendapatkan dari situ," pungkasnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : NW Wartaekonomi

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved