Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto mengomentari pernyataan Pengamat Sepak Bola Nasional Muhamad Kusneni tentang keputusan FIFA.
Imbas pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, FIFA memberikan sanksi terhadap Indonesia. Untungnya, sanksi tersebut tergolong sanksi ringan.
Adapun sanksinya berupa sanksi administratif ringan yaitu pembekuan dana FIFA Forward, Indonesa untuk sementara waktu dilarang memanfaatkan dana tersebut.
Terkait sanksi tersebut, Kusnaeni bersyukur sanksi dari FIFA tergolong ringan. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa FIFA melihat Indonesia sebagai negara sepak bola yang penting.
"Sanksi ringan ini juga menunjukkan pengakuan FIFA bahwa Indonesia adalah negara penting. Dengan sekitar 190 juta penggemar sepak bola dan umumnya fanatik, FIFA menyadari peran krusial Indonesia bagi masa depan sepak bola secara global," kata Kusnaeni, mengutip dari CNN.
Menanggapi hal tersebut, Gigin tak menampik bahwa FIFA menganggap Indonesia sebagai negara yang penting. Sayangnya, penting di sini karena Indonesia sangat prospektif untuk bisnis bola, bukan karena talenta pemainnya.
“Pasti penting karena berpenduduk terbesar keempat. Prospektif untuk bisnis bola,” ujar Gigin, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Jumat (7/4/2023).
Namun, Gigin tak sepakat sanksi dari FIFA disebut ringan. Itu karena, ada penahanan dana dan adanya larangan penyelenggaraan pertandingan FIFA sebelum menuntaskan renovasi 32 stadion.
Hal itu bertujuan agar tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan penonton tidak kembali terulang tahun ini.
“Sanksi ringan apanya, dananya ditahan dan dilarang menyelenggarakan pertandingan FIFA sebelum menuntaskan renovasi 32stadion agar tragedi Kanjuruhan tak terulang,” ujar Gigin.
