Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ngerinya Skema Koalisi Gemuk Kubu Pemerintah dan Oposisi di Pilpres 2024: Anies Terkepung




 Idealnya, Pilpres 2024 bisa menghasilkan 4 pasang capres-cawapres. Estimasinya, Koalisi Perubahan yang berisi NasDem, Demokrat, dan PKS; Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang meliputi Golkar, PAN, dan PPP; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang di dalamnya ada Gerindra-PKB; dan usungan PDIP. 

Sejauh ini, baru Koalisi Perubahan yang telah menetapkan Anies Baswedan sebagai capres. Meski begitu, utak-atik pasangan calon di Pilpres di koalisi pemerintahan masih memungkinkan. 

Jika hanya mengerucut satu paslon, head to head dengan oposisi tak terhindarkan. Artinya, akan ada koalisi besar mengepung Anies.

"Tetapi masih memungkinkan akan ada utak-atik, jadi tiga atau bahkan hanya dua paslon. Melihat survei, ada tiga tokoh top bergantian, Prabowo, Ganjar, dan Anies. Tergantung surveinya," kata Sukri Tamma, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (1/3/2023).

Kondisi ini memperlihatkan seolah-olah tiga koalisi melawan Koalisi Perubahan. Itu dalam konteks dikotomi pemerintahan. "Namun, politik sangat cair, koalisi bisa jadi apa saja. Posisinya kita masih menunggu, tetapi dalam waktu dekat mungkin sudah ada kejelasan," imbuhnya.

Jika koalisi pemerintah mengerucut hanya satu paslon, polarisasi yang tajam akan terulang seperti Pilpres 2019. Politik identitas yang destruktif akan kembali mewarnai. "Namun, saya kira kondisinya tidak akan setajam 2019," jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas itu.

Pasalnya, hingga satu tahun jelang pencoblosan, belum ada polarisasi seperti politik identitas yang begitu tampak. Berbeda dengan Pilpres 2019, dua tahun sebelumnya sudah mencuat politik identitas, SARA, saling menjelekkan, hingga saling menghina.

Soal nasib PDIP, Sukri justru memprediksi moncong putih kemungkinan akan jadi penentu. Jika sudah resmi mengumumkan usungannya, parpol atau koalisi lain bisa saja merapat. "Sebagai partai yang bisa mengusung sendiri, mereka sebelumnya sudah kasih sinyal akan mengusung kadernya. Saya yakin PDIP tak akan melepas tiketnya ke nonkader," tambah Sukri.

Apalagi, salah satu kadernya, yakni Ganjar Pranowo, punya survei yang mumpuni. Jika legawa mengusung Ganjar, tentu dengan jaminan Megawati, trah Soekarno akan tetap mengontrol PDIP.

"Analisis kita di luar, Mega akan bergantung tawar menawar dan kesepakatan. Seperti saat mengusung Jokowi, meski bukan trahnya, kontrol tetap di bawah kendali Mega," kata Sukri.

Muncul Blok

Sementara itu, jika Pilpres 2024 hanya dua paslon, polarisasi politik 2014 dan 2019 kembali berulang. Akan ada blok status quo vs blok perubahan.

"Kalau tiga paslon, blok perubahan akan menyatu di kubu Anies. Tetapi paslon kedua blok status quo akan menggembosi dukungan dari paslon blok perubahan," kata Luhur A Prianto, analis politik Unismuh Makassar. 

Indikasinya sudah terlihat. Betapa masifnya Prabowo menyisir pesantren dan kantong-kantong basis pemilih muslim. Soal Puan, menjadi diskursus masa depan PDIP pasca Megawati. Kepentingan yang melampaui kontestasi Pilpres 2024. Ada kekhawatiran trah Megawati-Soekarno akan kehilangan PDIP jika capres yang diusung bukan dari garis biologis Megawati.

Apalagi, faksi politik di internal keluarga Soekarno juga tidak solid, ada yang terang-terangan mendukung Ganjar dan Jokowi.

"Soal Muhaimin, PKB membutuhkan untuk mengejar efek ekor jas dukungan pilpres. Apa pun hasilnya, bisa kembali bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah pasca Pilpres 2024," ujar Wakil Dekan FISIP Unismuh Makassar itu.


Sumber Berita / Artikel Asli : Wartaekonomi

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved