Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING] Gubernur Jatim Khofifah Terjatuh saat Jajal Jembatan Kaca Bromo


Radar Bromo-Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meninjau Jembatan Kaca Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Rabu (15/2). Meski sempat terjatuh saat menjajal jembatan kaca, Khofifah mengapresiasi spot yang bakal menjadi destinasi wisata baru di kawasan Gunung Bromo itu.


Gubernur Khofifah tiba di lokasi Jembatan Kaca sekitar pukul 14.00. Ia didampingi oleh sejumlah pejabat di Pemprov Jatim. Usai sempat melihat peta tentang pengembangan kawasan Bromo di wilayah Sukapura, Khofifah sempat mencoba sensasi berjalan di atas Jembatan Kaca.


Namun, lantaran hujan disertai angin kencang sempat melanda wilayah Sukapura. Tidak terkecuali, Jembatan Kaca. Sehingga, kondisi jembatan pun menjadi licin. Alhasil, Khofifah berjalan di atas jembatan kaca tanpa menggunakan alas kaki.


Tapi, baru beberapa langkah, Khofifah terpeleset. Insiden itu bermula saat tokoh masyarakat Tengger yang juga anggota DPR RI Supoyo terpeleset lebih dulu. Supoyo berada persis di belakang Khofifah.


Supoyo yang terjatuh lantas mengenai bagian kaki Khofifah. Gubernur Jatim itu pun ikut terjatuh. Sejumlah pejabat lain pun lantas berupaya membantunya.


Sebelum Khofifah terjatuh, sejumlah petugas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) sudah berupaya menyerok air sisa hujan di atas alas jembatan dengan pel karet.


Untungnya, meski terjatuh, Gubernur Khofifah tidak sampai mengalami cedera. Khofifah bahkan sempat kembali berjalan hingga ke bagian tengah jembatan kaca.


“Jembatan Kaca ini bakal menjadi spot luar biasa untuk kawasan Bromo. Tentu, ini akan mendorong wisata Bromo semakin berkembang yang berdampak bagi masyarakat setempat,” ungkap orang nomor satu di Pemprov Jatim itu.


Diketahui, jembatan kaca bromo dibangun untuk menunjang wisata di kawasan Bromo. Usai rampung dibangun akhir tahun lalu, jembatan kaca Bromo pun sempat dilakukan uji beban atau loading test. Dan hasilnya dipastikan jembatan kaca aman digunakan.


Uji beban ini dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Budi Subrata, koordinator tim loading test dari Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) mengatakan, uji beban merupakan prosedur yang lazim dilakukan untuk menguji performa stuktur dan keamanan jembatan baru.


Selama uji beban, menurut Budi, pihaknya menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 m dan 3 m ini. Antara lain instrumen Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia.


Demi keamanan, loading test jembatan kaca ini menggunakan karung berisi pasir sebagai pengganti manusia. Jembatan diberi beban dengan karung-karung pasir seberat 35 kg.


Menurut Budi, dua karung seberat 70 Kg merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm.


Dalam loading test itu, tim BGTS hanya menggunakan total beban sebesar 7 ton atau setara 100 orang. Berat tersebut hanya sepuluh persen dari desain daya tahan jembatan. 


“Pertama kami tes saat beban nol, kemudian lima puluh persen, seratus persen, turun lagi ke lima puluh persen, hingga kembali ke nol persen. Hingga kini hasilnya aman,” terang Budi.


Selain mengukur displacement menggunakan TS, loading test juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan yang dibangun melintasi jurang sedalam 80 meter ini. Untuk frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge untuk melihat regangan frame baja.


“Semakin kecil angka microstrain yang didapat, berarti semakin bagus,” ujar Budi.


Selain tes kemarin, Budi mengatakan pihaknya sudah mengetes kaca sebagai lantai jembatan di laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat. Lantai kaca tersebut terdiri dari dua lapisan kaca dengan ketebalan masing-masing 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.


“Kalau kaca pengujian sudah dilakukan di lab. Setiap segmen kaca, pecahnya di beban enam sampai tujuh ton,” imbuhnya 


Selain itu, kaca laminated tempered yang digunakan sebagai lantai jembatan sudah sangat kuat. Saat terjadi kerusakan, kaca tidak akan langsung pecah berkeping-keping. Namun, pecahan berbentuk kubus-kubus kaca.


“Kami sudah tes di lab. Meskipun kacanya retak, masih bisa menahan beban tiga orang dewasa,” jelasnya.


Secara konstruksi, Jembatan Kaca Seruni Point dengan bentang sepanjang 120 meter ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (Suspended Cable). Hanya saja jembatan kaca ini ditopang oleh enam kabel baja di masing-masing sisi bagian bawah.


Konsekuensinya, topografi deck jembatan kaca ini jadi sagging atau melandai ke bawah. Berbeda dengan jembatan gantung pada umumnya yang memiliki dua kabel utama tertambat pada pylon dengan deck yang rata. (riz/mie)


Sumber Berita / Aritkel Asli : radarbromo

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved