Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat ternyata sempat empat kali menelepon kekasihnya Vera Maretha Simanjuntak satu jam sebelum dia dibunuh. Hal ini diungkap oleh Vera saat bersaksi untuk terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Vera menyebut di hari kematian Yosua pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 16.10 WIB ada empat panggilan tak terjawab dari nomor kekasihnya tersebut.
"Jam 16.10 WIB itu telepon empat panggilan tak teemrjawab dari beliau (Yosua)," kata Vera di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
Vera mengatakan tidak sempat mengangkat telepon dari Yosua ketika itu karena tengah dalam perjalanan. Setelah sampai di rumah, Vera mencoba menghubungi Yosua namun nomornya sudah tidak aktif.
"Saya lagi diperjalanan makannya nggak diangkat, sampai rumah saya telepon enggak berdering," ungkap Vera.
Jaksa penuntut umum atau JPU sebelumnya menyebut Yosua dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. Dia dieksekusi di ruang tengah sekitar pukul 17.12 WIB.
Punya Masalah dengan Brigadir Deden
Dalam persidangan, Vera menyebut Yosua pernah bercerita memiliki masalah dengan salah satu ajudan Ferdy Sambo bernama Brigadir Deden. Permasalahan itu timbul saat dia baru menjadi ajudan Ferdy Sambo.
Awalnya, ketua majelis hakim Wahyu Imam Santosa bertanya soal cerita suka dan duka Yosua selama menjadi ajudan Ferdy Sambo kepada Vera.
"Dia tidak pernah cerita suka duka jadi ajudan. Nggak cerita juga soal kerjaaan?," tanya Wahyu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
"Tidak yang mulia, cuma pernah tahun 2019 kalau dia itu pernah ada masalah sama salah satu ajudan," jawab Vera.
"Siapa?," tanya Wahyu.
"Brigadir Daden," timpal Vera.
Wahyu lantas kembali bertanya, apakah Yosua juga pernah bercerita soal Eliezer.
"Tidak pernah," jelas Vera.
Gelegat Mencurigakan Deden
Nama Deden juga sempat disebut Adik Yosua, Mahareza Rizky atau Reza saat bersaksi di persidangan. Reza menyebut Deden sempat meneleponnya pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 19.00 WIB atau setelah Yosua dibunuh. Namun, ketika itu Reza yang juga merupakan anggota Polri belum mengetahui peristiwa pembunuhan terhadap abangnya tersebut.
“‘Kamu di mana?’ Saya jawab di kosan, dekat Saguling (rumah pribadi Ferdy Sambo),” tutur Reza menceritakan isi percakapan telepon dengan Deden.
Dalam sambungan telepon itu, Deden menurut Reza sempat bertanya apakah dirinya membawa senjata api atau senpi. Kepada Deden, Reza mengatakan tidak membawa senpi. Setelah itu Deden pun memerintahkan Reza untuk datang ke Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri.
Sebelum ke Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri, Reza mengambil pakaian dinas harian atau PDL di laundry. Di tengah perjalanan dia menyempatkan diri bertemu Deden di rumah pribadi Ferdy Sambo di Saguling III, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Dia tanya lagi saya bawa senpi atau tidak? Dia langsung geledah sampai kaki, dan beliau (Daden) minta buka jok motor,” ungkap Reza kepada hakim.
Reza ketika itu sempat curiga dengan tingkah laku Deden. Namun, dia tidak mengetahui bahwa Yosua ternyata telah tewas.
"Di situ saya sudah curiga, tapi saya belum tahu apa-apa,” jelasnya.