Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengkritik 3 tahun kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dinilai tidak adak kemajuan yang signifikan.
Melalui laman media sosial resminya, BEM UI menilai, lebih dari setengah masa jabatan Jokowi-Ma'ruf Amin telah berjalan, tetapi tak ada satupun janji-janji politik yang terpenuhi sempurna.
"Segala hal manis yang diucapkan oleh Jokowi dan Ma'ruf Amin pada masa kampanye hanyalah angin lalu demi memuluskan jalan menuju kekuasaan tanpa pernah terealisasi maksimal," tulis BEM UI di akun Twitter resminya, @BEMUI_Official dikutip Rabu 26 Oktober 2022.
BEM UI menilai, Jokowi adalah contoh baik bagi demokrasi Indonesia, karena dipilih langusn oleh rakyat.
Namun Jokowi tidak menunjukan keberpihakannya kepada rakyat.
"Tidak pernah menunjukan keberpihakannya pada rakyat dan sering memperburuk sendi-sendi kehidupan rakyat," tulis BEM UI.
BEM UI juga menyindir kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang dianggap hanya sebagai pajangan.
"Ditambah lagi seorang Wakil Presiden yang tugasnya tidak lebih dari sebagai simbol dan pajangan di depan kelas-kelas sekolah dasar," tulis BEM UI.
"Bagaimana mungkin kita menuju kemajuan jika negara ini dipimpin oleh pendusta dan sebuah foto pajangan?" katanya.
Dalah unggahan itu, BEM UI menampilkan visual Presiden Jokowi sedang berpidato dengan hidung memanjang seperti tokoh Pinokio.
Sementara di belakangnya, ada gambar Ma'ruf Amin yang memegang erat pundak Jokowi. Visual itu ditambah dengan tulisan: Kerja kerja tapi sia-sia.
Selain itu, BEM UI juga menyindir Kabinet Indonesia Maju bentukan pemerintaha Jokowi. Mereka sebut sebagai Kabinet Nasakom, alias Nasib Satu Koma.
Mereka menampilkan sejumlah Menteri Jokowi dengan IPK 1 koma. Mulai dari Menteri Ekonomi Sri Mulyani yang disebut sebagai Menteri tukang bakar uang rakyat, hingga Menteri Luhut Binsar Panjaitan yang disebut sebagai Menteri dengan seribu jabatan. Semua Menteri Jokowi dierikan nilai 1 koma oleh BEM UI.
"Selama 3 tahun itu pula Kabinet Indonesia Maju tak membawa kemajuan sesuai namanya dan malah terus menghadirkan kemunduran di berbagai sektor di Indonesia," katanya.
"Hampir setiap sektor memiliki masalahnya tersendiri yang anehnya tidak diatasi, selalu ditutup-tutupi, tak pernah dievaluasi, dan malah diapresiasi," sambung BEM UI.